Sembari menunggu MRT sampai di tujuan, beberapa mata penumpang
terlihat sedang asyik dengan gadget dan telinga mereka sibuk dengan
headset masing-masing. Ada juga yang sedang asyik berenang dalam mimpi,
alias tidur. Tidak ada pemandangan dimana satu penumpang berbicara
dengan penumpang lainnya. Kebanyakan dari mereka mungkin orang kantoran
atau kuliahan yang sedang menghibur diri dari peliknya aktivitas hari
Senin seharian ini. Bahkan yang sudah lanjut usia pun asyik konsentrasi
dengan smartphone mereka. Hmmm.. Smartphone mengalihkan sosialisasi.
|
Cavenagh Bridge. Terletak diantara MRT dan Merlion Park. |
Walau
hanya berupa patung yang tidak pernah berhenti mengeluarkan air dari
mulutnya, dan dengan berlatarkan gedung-gedung kokoh nan megah, Patung
Merlion ini tidak pernah sepi pengunjung. Dan ini Senin sore, makin sore
makin ramai pengunjungnya. Hmmm aneh juga sih kalau dilihat dari
kacamata orang Surabaya macam saya ni.
Berfoto-foto dengan berbagai macam pose, menolong turis lain berfoto, piknik
ngemper di tepi sambil
ndulang
biskuit untuk Kia, menikmati sunset yang tidak sepenuhnya bisa
dinikmati karena gedung-gedung tinggi menghalangi, mainan hape, posting
story biar kawan-kawan ngiler dan semakin banyak pahala karena banyak
yang
ngerasani (hehehe apasihhh)--niatnya kan memberitahukan
keberadaan kami--bukan pamer--jadi ya kami dapat pahala
(okestopdebatnya). Adalah beberapa kegiatan kami menghabiskan waktu di
Merlion Park.
|
Bersantai |
Jarum pendek jam tangan masih menunjuk
pada angka 6, sudah sunset namun disini seperti masih jam 4-5 an. Masih
terang benderang. Kami melipir meninggalkan spot patung karena wisatawan
semakin banyak berdatangan dan angin malamnya semakin kencang. Kami
pergi mencari tempat minum. Maunya ke Starbucks yang lokasinya tak jauh
dari Merlion Park, sayangnya Starbucks Card kami tidak bisa digunakan
karena beda negara (padahal saldo cardnya masih lumayan, klo di
Indonesia bisa dibelanjakan 2 gelas coffee dan 1 food tuuh). Mau keluar
uang ya sayang juga. Harga pergelas coffee nya sekitar 10-50 SGD euy,
tinggal dikali aja ke kurs rupiah.
Alhasil kami
nongkrong di bawah jembatan yang instagramable walau jembatannya tidak
colorful, tepat disebelah ada Starbucks Cafe dan SevEl. Jelasss kami
pilih SevEl 😂.
|
Kaki Jembatan. |
Tak terasa waktu sudah hampir
menunjukkan pukul 8 malam. Kami menyegerakan balik ke bandara karena
angin malam kian kencang, tidak baik untuk Kia.
Saat
akan balik, mata ditarik paksa melihat ke suatu tempat : Souvenir Store.
Ohh akhirnya, bisa beli kenang-kenangan dari Singapura. Souvenir Store
ini letaknya tepat dibawah Starbucks Cafe yang tadi saya singgung. Mas
husband ingin ke toilet sementara saya dan Kia pergi ke toko sovenir.
Mata sungguh dimanjakan dengan benda-benda yang berkilauan, benda kuno,
benda unik, ahhh.. Pengen tak beli semua. Tapi dilihat juga harganya
lis... Harga yang tertera disetiap benda paling murah 18 dolar singapura
dan yang paling mahal....Jangan ditanya deh, bikin sakit hati harganya.
Saya memilih satu benda tentunya yang paling murah
untuk dibawa sebagai kenang-kenangan dari negeri ini. Ditunjukkan ke
Kia, rupanya Kia suka. Yasudah langsung cus ke kasir. Eehhh lagi-lagi
Kia ada yang suka, kakak kasir nya menggoda Kia. Teteup, Kia yang
superduper cuek kayak emaknya, cuma diam aja walau disapa dan digoda.
Kami balik ke Changi.
Long march melewati indahnya pemandangan malam dari Singapore River Cruise menuju MRT. Dari MRT langsung cus Terminal 2 Changi Airport.
|
Singapore River Cruise. Wisata kapal malam hari. |
Apakah
selesai perjalanan hari ini? Tidak. Mas husband masih ingin menunjukkan
eloknya bangunan di Terminal 1 dan Terminal 3, serta mencoba
skytrain Changi
Airport. Hiyakk, muka kumus-kumus diajak jalan ke Terminal 3 yang
katanya terminal paling luas dan bagus karena disini tempat orang-orang
dari dan menuju Eropa. Dibuat sedemikian bagus untuk orang yang sudah
melakukan perjalanan jauh.
|
Terminal 1 Changi Airport. |
|
Terminal 3 Changi Airport. |
Dari Terminal 2 menuju ke
Terminal 1 lalu ke Terminal 3 lalu balik ke Terminal 2 lagi. Rada kurang
kerjaan sih ya.. Ya ndak papa deh, biar nambah pengalaman. Kalau ada
yang tanya, "Lisa, sudah pernah ke Changi Airport Terminal 1?". Bisa
dijawab dengan sombong, "Sudah dongs, Terminal 1 Terminal 2 dan Terminal
3 juga sudah pernah saya kunjungi". Hahaha. Biar dicap jadi Crazy Rich Surabayan.
Turun
skytrain
Terminal 2, mas husband menunjukkan ada restoran Halal yang masakannya
enak nan murah. Benarkaaahhh? Alhamdulillah benaaar. Namanya Resto 1983. Kami memesan dua
menu : Curry Chicken with Rice dan Chicken Cutlet Rice with Thai Sauce.
Dari dua menu tersebut ditambah satu gelas jeruk hangat dan satu
gelas es milo, kami hanya membayar tidak sampai 20 dolar Singapura. Beda
jauh harganya waktu makan di
foodcourt awal kedatangan kami siang tadi. Fiuh.
|
Resto 1983. |
|
Berlogo Halal. |
|
Pesanan mas husband. Curry Chicken with Rice dan Jeruk Hangat. |
|
Pesanan saya. Chicken Cutlet Rice with Thai Sauce dan Es milo. |
Usai makan, kami mengambil barang ditempat penitipan kemudian segera menuju
toilet dan mushola karena waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Duh
ya, ini waktu tidur Kia, sementara Kia tidak bisa tidur dan tidak bisa
lepas dari saya. Sekalinya dilepasin agar saya bisa ganti baju dan
sholat, tangisannya masya allah... Dari ujung prayer room sampai ujung toilet wanita masih kedengeran tangisannya. Setelah saya rampung, baru Kia bisa mikcu dan langsung terlelap.
Terakhir cek tiket jam 1 malam, tapi belum jam 1 sudah di warning
agar segera melakukan cek tiket. Wow, terkesan buru-buru ya, mau ngga
mau kami setengah berlarian menuju ke pintu pemeriksaan. Rupanya karena
pesawat yang akan kami naiki adalah pesawat Scoot yang jumbo dan memuat
banyak penumpang, agar tidak mengulur waktu, waktu terakhir cek tiket
dimajukan. Iyaps, wajar...
Masuk pesawat dan kami
kebagian di kursi yang paling belakang. Perjalanan jauh lagi hahaha,
panjang sih pesawatnya. Kami duduk dan..... Sampai jumpa lagi Singapura !
Tidak ada komentar
Posting Komentar
Segitu dulu cerita kali ini. Terima kasih temans membaca artikel ini sampai akhir. Semoga bermanfaat.
Saya sangat ingin mendengar komentar temans setelah membaca. Silahkan, temans bebas berkomentar apa saja namun harap tetap menjaga kesopanan.
Sayang sekali komentar dengan subjek Anonymous akan terhapus otomatis, jadi mohon kesediaannya untuk memberi nama asli ya.
Terima kasih ^^.
Love, Lisa.