Siapa yang tidak suka akan keindahan mutiara, oh kebanyakan wanita suka. Mengapa aku tulis "kebanyakan"? Kenapa tidak "semua" wanita suka? Karena aku termasuk salah satu yang tidak terlalu suka dengan gemerlip perhiasan hehe.
Sebuah keberuntungan yang menyenangkan kami mendapatkan kesempatan untuk berkunjung di PT. Disthi Kumala Bahari yang terletak di desa Sumber Klampok, Gerokgak, Buleleng Bali. Rumah sekaligus kantornya menghadap ke teluk Terima yang memiliki panorama keindahan laut yang indah, bersih dan asri. Untuk menuju lokasi, kami diwajibkan berjalan kaki sepanjang kurang lebih 100 meter dari tempat parkir bus. Kami melewati lingkungan yang asri dan penghuni rumah disepanjang jalan terkesan kuno dan tradisional.
Selama berjalan, aku mengeluh, dimana ya tempatnya, rasanya lama sekali berjalan sambil bersenda gurau dengan teman-teman tapi langkah kaki tak kunjung berhenti. Kemudian kami berhadapan dengan gapura dengan tulisan Disthi Scuba dan Dive Centre. Jadi kami akan diving? Matilah aku karena aku sedang datang bulan, walaupun hasrat untuk menyelam benar-benar tak terpadamkan (#lebaydotcom). Kacaunya run down acara membuat aku tidak yakin apakah akan ke lokasi ini dan itu selanjutnya, jadi persiapan pun ikut tidak karuan. Oh..
Welcome to Disthi, cultivation of pearl
Baiklah, yuk kita masuk saja...
Benarkah ini tempat dimana mutiara-mutiara cantik dihasilkan? Benarkah ini tempat budidaya dan penangkaran mutiara yang terkenal dan hits dikalangan pecinta marine? BENAR teman-teman.
Penampakan dari luar terlihat seperti sebuah vila di tepi laut, cocok untuk bulan madu #eh bahasannya nanti ke-luar wacana. Ternyata tempat ini memang dibuat sedemikian indah karena selera dari founder nya. Selain itu tempat yang indah dan damai mampu menarik wisatawan asing untuk berkunjung. Kesan tempat ini begitu rindang karena banyaknya pepohonan (dominasi pohon kamboja), damai dan sangat-sangat indah ketika kita berbalik dan hanya ada lautan biru disana.
Kita sudah melihat sisi lembut tempat ini, sekarang mari kita lihat satu persatu sisi keunikan lainnya.
Lantai dua bangunan cantik ini digunakan sebagai galeri mutiara hasil kreasi dari PT. Disthi. Ditengah-tengah ruang galeri terdapat etalase-etalase kaca yang berisi berbagai kerajinan perhiasan seperti cincin, gelang, kalung, dan berbagai bentuk bros, yang mana semua kerajinan terbuat dari batok kelapa dan logam yang dihias dan dipadukan dengan beragam warna mutiara. Ada mutiara berwarna putih keemasan, putih silver dan hitam.
Aku suka bentuk uniknya...:)
Selain terdapat banyak etalase, di ruang galeri ini juga terdapat kumpulan foto perjalanan perusahaan. Tak lama berfoto sendiri dibawah kumpulan foto perjalanan ini (bukan selfie guys, tapi difotokan teman), tiba-tiba seseorang yang dikenal sebagai pemimpin perusahaan ini menghampiriku, menyapa lalu mengajak berdiskusi. Tak ingin melewatkan kesempatan, di akhir perjumpaan (sebelum berangkat ke lapangan) aku meminta untuk berfoto bersama. Yeaiy !!!
Unfortunately, aku lupa menanyakan nama bapaknya...:(
Bapak yang sederhana namun memiliki wawasan yang luas. Salam kenal pak, saya Lisa :D
Ketika hampir semua teman sudah turun ke lantai satu, aku menemukan satu spot yang tidak terpikirkan oleh yang lain. Yap, dari spot ini aku bisa melihat keindahan laut teluk Trima.
Kami beranjak ke "dapur" pembentukan mutiara.
Seperti yang kita ketahui, mutiara asli dihasilkan oleh kerang induk selama 3-4 tahun dan bisa lebih tergantung jenis kerang dan mutiara yang dihasilkan. Waktu yang sangat lama, tak heran jika harga mutiara jauh lebih mihil daripada harga emas. Oleh karena itu, pembentukan mutiara oleh kerang direkayasa dalam budidaya sehingga waktu yang ditempuh kerang untuk menghasilkan sebuah mutiara bisa dipersingkat.
Kerang donor yang diambil cangkangnya untuk nukleus dan mantelnya untuk saibo
Perekayasaan ini dimulai dari kegiatan mengosongkan gonad kerang mutiara anakan yang mana berumur sebelum mencapai masa reproduksi. Mengapa gonad harus dikosongkan? Agar pada proses pemasukan nukleus dan saibo (sebagai bahan rekayasa), operasi tidak berjalan sulit dan tidak mengalami kegagalan. Nukleus berasal dari cangkang kerang lain. Sementara saibo diambil dari mantel kerang donor yang telah dimatikan. Pemilihan donor yang baik akan mempengaruhi kualitas mutiara yang dihasilkan.
Proses operasi penyisipan nukleus dan saibo oleh tim ahli
Kerang anakan semula akan dilemahkan terlebih dahulu, jika tidak dilemahkan, ketika nukleus dimasukkan kedalam gonad, kerang anakan akan menendang keluar nukleus. Cara pelemahan terkesan menyiksa si kerang. Kerang anakan dibungkus dengan kain berpori kecil untuk membatasi asupan makanan dan oksigen. Setelah itu kerang diangkat ke daratan dan ditumpuk dengan kerang lain sehingga kerang anakan akan semakin melemah. Pada waktu tertentu air disurutkan sehingga cangkang kerang akan terbuka. Pada saat cangkang kerang terbuka, kerang disisipkan pengganjal kemudian dilakukan proses penyisipan nukleus dan saibo. Nukleus dan saibo disisipkan hingga pangkal gonad agar dapat menempel dan terbentuk mutiara yang sempurna.
Daging mantel yang tebal dan bisa dimakan langsung oleh manusia
Oleh bapak pada foto diatas, kami diberikan contoh daging mantel yang tebal untuk dirasakan, alias dimakan. Wow,, aman kah pak? Aman banget mbak, ini buktinya. Beliau lalu menyobek daging dan langsung memakannya. Kami semua langsung berebut mencoba untuk memakan dan aku mendapat bagian sisa terkecil. Lalu kami memakannya. Wajah mereka menunjukkan perasaan yang tidak enak. Aaasiiinnn paaakk, teriak mereka. Sementara aku tidak merasakan apa-apa ha ha ha. Bapaknya menunjukkan senyuman nakal.
Setelah melihat proses penyisipan nukleus dan saibo pada kerang mutiara anakan, kami berkesempatan pergi ke tengah laut dengan boat besar untuk melihat proses penjaringan dan pembesaran anakan dari kerang mutiara yang baru bereproduksi.
Sebelum berangkat ke tengah laut, foto dulu...
Tepat ditengah laut mendekati area taman nasional bali barat (TNBB) terdapat balon balon dengan tali yang merentang (longline). Disinilah mutiara-mutiara dihasilkan. Setelah proses penyisipan nukleus dan saibo, kerang anakan tersebut digantung pada tali longline.
Proses panen dimulai dengan mengangkat kerang dari laut yang mana kerang tersebut telah berumur 1,5 tahun dan kemudian diambil mutiaranya secara perlahan. Kerang dengan kondisi yang baik akan disisipkan nukleus dan saibo kembali kemudian digantung pada tali longline dan ditenggelamkan di laut. Kerang dengan kondisi yang sudah tidak baik akan dimatikan, dan kerang yang telah mengalami 3 kali panen akan diseleksi untuk bereproduksi.
Bisa saja menggunakan kembali kerang yang telah berumur tiga kali panen untuk memproduksi mutiara kembali, ukuran mutiara yang dihasilkan tetap sama besarnya dan berbentuk bulat. Hanya saja kualitas kemilau dari mutiara tidak berjalan maksimal, hal ini akan mempengaruhi nilai jual.
Pemandangannya indah banget ya. Sayang modelnya lagi dilep jadi mukanya keliatan pucet begitu...
Baik, sekitar 25 menit perjalanan dari darat ke tengah laut menggunakan boat ini. Disini kami disuguhkan pemandangan proses pembersihan jaring (yang digunakan untuk menangkap benih kerang mutiara) dari lumpur; kotoran dan siput laut, dan proses pengambilan benih dari jaring tersebut. Semuanya dilakukan oleh tenaga ahli yang telah lama bekerja di PT. Disthi Kumala Bahari agar meminimalisir kesalahan. Beruntungnya, kami diberi kesempatan untuk membantu membersihkan dan mengambil benih kerang mutiara dari jaring.
Pembersihan jaring dari kotoran, lumpur dan siput laut
Pengeringan sementara sebelum diambil benih kerang mutiara
Pengambilan dan penyisihan benih kerang mutiara yang sempurna dan yang cacat
Benih ini selanjutnya diletakkan di hatchery untuk dibesarkan.
Mohon dimaklumi jika bertemu pemandangan seperti dibawah ini.
Kebanyakan dari anak perikanan dan kelautan selalu tidak tahan ingin "nyemplung" jika bertemu dengan laut sejernih ini. Aku jadi pingin ikut nyempluuung...hiks (T_T)
Setelah kami selesai membantu proses pengambilan benih kerang, kami kembali ke daratan. Dan sebelum kami pulang, aku ingin kasih liat kalian betapa indahnya kawasan ini, bagian dari Indonesia.
Gunung dan pegunungan, daratan dan lautan adalah jajaran sempurna yang sering aku lihat selama berkunjung dan belajar bidang perikanan dan kelautan langsung di alam.
Membuat aku selalu bersyukur atas ciptaan Allah SWT.
Aku cinta negeriku, aku cinta Indonesia!
Terima kasih sebanyak-banyaknya kepada pihak Disthi - Bali yang telah menerima kunjungan belajar kami. Mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan. Materi penulisan diambil dari sesi pemberian materi dan sesi wawancara.
Dan terima kasih kepada kalian yang telah meluangkan waktu untuk membaca tulisan ini >_^