"Buleek. Jadi mau nonton jazz traffic ?"
Berawal dari sebuah chat yang menghampiri akun line ku di siang bolong nan panas. Siapa lagi kalau bukan dari Septian Yudha, teman SMA bukan satu sekolah xixixi. Hanya dia yang suka manggil aku bulek -___-. Kita jadi akrab karena saat SMA kita sama-sama anggota organisasi lingkungan : Tunas Hijau. Dan dari beberapa teman Brandal Tunas Hijau, aku hanya dekat dengan dua teman : Septian dan Oneman. Ga tau ya kenapa, mungkin ini yang disebut chemistry pertemanan.
Septian memberikan tiket nonton jazz traffic festival gratis khusus buat aku (--katanya--). Beneraaan? Baik sekali diaaa. Tapi, sayangnya hanya satu tiket, orang lain ya harus bayar (yaiyalah tiket seharga +/- 300k mau banyak dibagi gratis, rugi dong nanti penyelenggaranya hehe). Daripada sendirian diacara lebih baik asik-asikan bareng kan. Aku berencana mengajak adikku dong karena sedang tak ada pacar yang bisa diajak kemana-mana xixi. Sekali lagi aku menerima kebaikan Septian, dia memberi harga 1/3 dari harga normal. Senengnyaaa~
Dan tibalah hari Sabtu yang ditunggu..
Berangkat setelah sholat dhuhur ke Grandcity dan sesampainya disana, parkir motor PENUH. Beruntung akhirnya kami dapat parkir lega dekat gate parkir keluar. Jalan dipercepat agar tidak membuang waktu dan naik lift menuju lantai G. Benar-benar ini sungai manusia ada dalam lift.
Pemeriksaan tiket, scan barcode dan pemakaian gelang (tanda mengikuti acara Jazz Traffic seharian) harus dilakukan sebelum mengikuti acara. Setelah prosedur tersebut selesai dilakukan, kami menuju Exhibition hall untuk melihat pertunjukan pertama acara Jazz Traffic ini : penampilan DD Kids. Sebelum masuk ke Exhibition hall, kami foto-foto dulu di booth Jazz Traffic Festival.
Muka akuh kenapa kayak orang sakit xD
Menyontek dari leaflet Jazz Traffic 2015, DD Kids adalah band asal Semarang yang terbentuk pada tahun 2009 ketika personilnya masih pelajar di Sekolah Dasar. Wow, bro, usia segitu sudah kepikiran untuk bermain musik, kalau aku di usia segitu masih asyik mengikuti alur pengetahuan buku pelajaran. Pada awalnya mereka memilih aliran rock, namun setelah Rivel bagian Saxophone bergabung, DD Kids mengubah aliran menjadi musik jazz hingga sekarang. Lagu yang dibawakan adalah lagu buatan mereka sendiri (karena ga seberapa tahu dan kenal, jadi judulnya pun ndak tau juga hehe). Kemudian mereka mengakhiri performa dengan lagu Uptown Funk yang diperkenalkan oleh Mark Ronson featuring Bruno Mars (nah ini baru tau lagunya). Uniknya lagu pop setengah disco ini diubah menjadi pop setengah jazz oleh DD Kids. Otomatis kita semua ikut bergoyang dong.
Yah, sayang sekali ga keliatan vokalis DD Kids nya
Selesai melihat DD Kidz, kami sholat Ashar di mushola lantai 2. Kemudian kami memutuskan jalan-jalan dan makan yang manis-manis dulu (ice cream and oreo smoothies nyamm) sambil menunggu penampilan Hivi di Outdoor Parking Area.
Nah, yang belum tau tentang Hivi. Hivi adalah grup band yang lahir pada tahun 2009, mengeluarkan album "Say Hi! To HiVi!" pada tahun 2012, dan single terbaru "Siapkah Kau Tuk Jatuh Cinta Lagi" pada April 2015 membuat Hivi menjadi band idola baru di kalangan remaja (karena aku suda ga remaja lagi, aku jadi sedikit tidak berminat ketika sang adik bilang : mbak, liat hivi ya, ganteng-ganteng personilnya. Untungnya lagu-lagunya groovy banget, jadi bisa buat aku stay lebih lama hihi).
Pas lagi asyiknya Selfie, tiba-tiba Septian datang dari arah belakang, mengagetkan kami dengan mengambil handphone aku dengan sigap sambil bilang, "sini sini tak fotoin ae". Dan akhirnya, entah aplikasi apa yang tertekan, hasil fotonya seperti ini..
Kita ngobrol suebentar banget karena dia harus balik mobile. Anyway, trims ya Sep uda motoin kami xD.
Oya, kebetulan hari ini Dea Hivi tidak dapat hadir karena persiapan kuliahnya ke Jepang. Jadi si cantik Ify lah yang menggantikan Dea. Warna suara mereka pun tidak jauh berbeda. Malahan kok lebih bagus suaranya Ify yaa hihihi. Apalagi ketika menyanyikan lagu "Siapkah Kau Tuk Jatuh Cinta Lagi".
Sumber : Hivi Fans
Sumber : Hivi Fans
Berakhir pula penampilan Hivi dan kami siap-siap masuk ke gedung Grandcity untuk sholat.
Tetep ya, sholat itu tak boleh ditinggalkan walau sesibuk apapun kita. Setelah penampilan Hivi selesai, kami naik lagi ke lantai 2 untuk sholat Maghrib. Setelah sholat, kami turun kebawah dan melewati "lagi" gate depan untuk masuk dalam acara. Sebenarnya ini tidak efektif : apabila keluar untuk sholat bahkan ke kamar mandi pun, dan ingin kembali ke acara, kita diwajibkan turun ke lantai G kemudian melewati gate depan lagi. Mengingat penonton acara jazz traffic ini tidak hanya anak muda. Kan kasian juga, bapak-bapak dan ibu-ibu yang berusia lanjut, harus naik turun kemudian jalan jauh menuju gate agar bisa masuk kembali mengikuti acara jazz traffic. Semoga penyelenggara acara menemukan solusi keluhan dari penonton berusia lanjut ini dan tahun depan mereka dapat menikmati acara tanpa keluhan. Semoga juga tahun depan ibu dan bapak aku bisa ikut nonton acara musik jazz ini, aamiin. My mom and my daddy love jazz music so much.
Bubu Giri! I'm your biggest fans!
Awwkaaayy.. Bubu Giri time! Mereka berhasil menarik suara dan antusias penonton dengan suara Bubu yang nge-jazz banget PLUS kemahiran Giri memainkan solo gitar nya. Kami datang saat mereka membawakan lagu mereka sendiri berjudul "Copycat" yang katanya terinspirasi dari Michael Jackson dan Beyonce. Tapi sungguh, aku cinta banget sama personalitas dynamic duo vocal guitar asal Bandung ini. Musik jazz yang mereka bawakan sangat centil dan apik. Yang aku ingat ada lirik : I never worry I got music everyday, ku melangkah dengan pasti penuh percaya diri, melewati hari-hari walau kadang ku sendiri, walau tak secantik bidadari tak seperti selebriti, tapi lihat aku selalu happy dengan gayaku sendiri, lihat aku sdisini selalu happy selalu sexy, I never worry I got music everyday, I don't have a lot of cash, No I don't look like a super model, But that's okay I love the way I am now, I just need to put my headphones on, Music on my head music in the air, Cause everything is gonna be alright now, I never worry I got music everyday.
Setelah Bubu Giri performance usai, kami segera berlari ke lantai 3 untuk lihat band jazz asal Perancis : Eric Legnini Trio. Masuk ke Conventional hall dan dapat tempat duduk kanan tengah. Melihat langsung kekompakan mereka, aku makin jatuh cinta dengan musik jazz funk yang mereka bawakan. Formasi Trio yang bertemu di satu panggung Festival Jazz Vilette 2014 di Paris ini : Eric Legnini pada piano elektrik Fender Rhodes, Romeo pada bass, dan Franck Agulhon pada drum,, mampu menarik riuh tepuk tangan para penonton di akhir acara. Aku pun tak ingin ketinggalan memberikan tepuk tangan paling meriah untuk mereka.
Sumber : jazztraffic.com | Akibat terlalu asyik mendengar musik mereka, aku jadi lupa tidak mengabadikan foto mereka
Usai performance Trio asal Perancis, kami memutuskan untuk tidak beranjak dulu, sayangnya seseorang yang memakai seragam bertuliskan force guard meminta kami untuk segera keluar karena stage akan dibersihkan. Akhirnya kami keluar dan segera loncat (lewat eskalator hehe) ke Outdoor Parking Area untuk lihat aksi Lady drummer cantik : Jeane Phialsa.
Jeane Phialsa atau yang lebih dikenal dengan nama Alsa, bersama dengan Alvin Lubis pada piano; Reno Revano pada bass dan Karty Rosen pada gitar membawakan alunan musik jazz ciptaan Alsa. Dia bercerita bahwa membuat album ini hanya dengan modal nekat, karena dia hanya seorang drummer. Kenyataannya bagi penikmat musik jazz dan bagiku pribadi, modal nekatnya ini benar-benar menghasilkan antusias dan menambah pengetahuan. Sekitar 4 lagu yang dibawakan oleh Alsa Quartet ini. Lagu pertama berirama semangat dengan beat sedang namun tetap membuat pendengar ikut menghentakkan kaki dan manggut-manggut. Lagu kedua berjudul Jungle Trip, energik dan berisi iramanya, aku suka bangett. Lagu ketiga berjudul Grow With You, bernuansa romantis, "sayang ga ada yang gandeng tanganku kak", kataku ketika dia bilang, "Sekarang memasuki zona romantis. Yang bersama pacarnya bisa gandeng tangan pacarnya". Wkwkwkwk. Dan terakhir, hentakan drum Alsa membuat penonton (khususnya aku) ikut manggut-manggut bahkan ingin loncat (karena malu akhirnya ga jadi) mengikuti musik beat nya yang rancak.
Penampilan Lady Drummer yang suka senyum : Alsa
Sumber : Alsa Fans
Alsa Quartet selesai, dan ini yang paling aku tunggu : duet bapak-anak Indra Lesmana dan Eva Celia. Ternyata tidak hanya aku yang menunggu, ratusan bahkan mungkin ribuan manusia padat berkumpul didepan Exhibition hall untuk naik eskalator menuju lantai 3/Conventional hall. Sepertinya butuh waktu untuk kami bisa naik eskalator. Sambil menunggu, kami masuk ke Exhibition hall untuk melihat performance Syaharani & Firequeenworks sebentar. Wow, sepintas penampilan Syaharani mirip dengan Lady Gaga yang sedang membawakan lagu jazz.
Sumber : jazztraffic.com
Karena aku tidak terlalu interest, akhirnya aku menarik si adik (yang sedang asyik lihat Syahrini #ehsalah Syaharani) untuk naik ke atas lihat penampilan Indra Lesmana dan Eva Celia.
Dan sesampainya di Conventional hall, kami tak dapat tempat untuk duduk, bahkan untuk berdiri di pintu masuk pun masih berdesak-desakan. Benar-benar ini adalah lautan manusia. Aku ga ngoyo seperti orang-orang dibelakang yang suka dorong-dorong ini. Akhirnya aku keluar dan memutuskan untuk pulang saja karena sudah lewat jam malam. Padahal masih ada Berry Likumahuwa yang akan membawakan lagu linkin park yang di-jazz-in, tapi ya sudahlah ini uda hampir jam 10 malam juga, anak gadis harus pulang cepat.
Hari ini adalah hari yang menyenangkan!
Walau hanya bertemu sebentar dengan Septian (karena dia harus bertugas mobile), tidak bertemu dengan Oneman (karena dia sibuk di backstage Exhibition hall) dan tidak bertemu dengan mas Eby (teman KKN yang cinta banget sama musik jazz). Tapi hari ini kami bertemu dengan seseorang yang tak terduga : sepupu (dari keluarga Ibu) paling kecil yang tinggal di Malang bernama Nuril atau yang biasa kami panggil dedek (padahal postur tubuhnya kini uda ga seperti dulu, si anak kecil laki-laki yang imut-imut). Lucunya, si dedek dan pacarnya (yang masih bingung melihat kami) ini menyalami aku dan adikku pakai dicium. Aduh dek, kayak kami uda tua aja -___-
Dari 19 musisi yang tampil hari ini, kami hanya menonton 7 musisi. Semuanya tampil maksimal dan patut di acungi 9 jempol (pinjam jempol teman).
Terima kasih banyaaakk untuk Septian yang telah membelikan aku tiket Jazz Traffic Festival 2015. Kalau seandainya dia berfikiran membelikan sahabatnya yang lain, mana mungkin anak laut seperti aku bisa nonton musisi jazz favorit...
Terima kasih juga buat radio Suara Surabaya yang telah me-retweet tweet dari aku, jadi nambah deh followers baru hehe. Ternyata senang juga ya berbagi berita melalui twitter layaknya blogger lain. Maklum deh, dulunya aku ini ga suka mengabaikan kesenangan didepan mata hanya untuk mentelengin layar gadget. Sekarang jadi suka? Ga juga, aku hanya ingin jadi diri sendiri. Sesekali saja ya pentelengin twitter untuk jadi pemberi berita langsung dari lokasi lalu tulis berita selengkapnya di limaura.com ;)
Sampai jumpa di Jazz Traffic Festival 2016 !!!
Berangkat setelah sholat dhuhur ke Grandcity dan sesampainya disana, parkir motor PENUH. Beruntung akhirnya kami dapat parkir lega dekat gate parkir keluar. Jalan dipercepat agar tidak membuang waktu dan naik lift menuju lantai G. Benar-benar ini sungai manusia ada dalam lift.
Pemeriksaan tiket, scan barcode dan pemakaian gelang (tanda mengikuti acara Jazz Traffic seharian) harus dilakukan sebelum mengikuti acara. Setelah prosedur tersebut selesai dilakukan, kami menuju Exhibition hall untuk melihat pertunjukan pertama acara Jazz Traffic ini : penampilan DD Kids. Sebelum masuk ke Exhibition hall, kami foto-foto dulu di booth Jazz Traffic Festival.
Muka akuh kenapa kayak orang sakit xD
Menyontek dari leaflet Jazz Traffic 2015, DD Kids adalah band asal Semarang yang terbentuk pada tahun 2009 ketika personilnya masih pelajar di Sekolah Dasar. Wow, bro, usia segitu sudah kepikiran untuk bermain musik, kalau aku di usia segitu masih asyik mengikuti alur pengetahuan buku pelajaran. Pada awalnya mereka memilih aliran rock, namun setelah Rivel bagian Saxophone bergabung, DD Kids mengubah aliran menjadi musik jazz hingga sekarang. Lagu yang dibawakan adalah lagu buatan mereka sendiri (karena ga seberapa tahu dan kenal, jadi judulnya pun ndak tau juga hehe). Kemudian mereka mengakhiri performa dengan lagu Uptown Funk yang diperkenalkan oleh Mark Ronson featuring Bruno Mars (nah ini baru tau lagunya). Uniknya lagu pop setengah disco ini diubah menjadi pop setengah jazz oleh DD Kids. Otomatis kita semua ikut bergoyang dong.
Yah, sayang sekali ga keliatan vokalis DD Kids nya
Selesai melihat DD Kidz, kami sholat Ashar di mushola lantai 2. Kemudian kami memutuskan jalan-jalan dan makan yang manis-manis dulu (ice cream and oreo smoothies nyamm) sambil menunggu penampilan Hivi di Outdoor Parking Area.
Nah, yang belum tau tentang Hivi. Hivi adalah grup band yang lahir pada tahun 2009, mengeluarkan album "Say Hi! To HiVi!" pada tahun 2012, dan single terbaru "Siapkah Kau Tuk Jatuh Cinta Lagi" pada April 2015 membuat Hivi menjadi band idola baru di kalangan remaja (karena aku suda ga remaja lagi, aku jadi sedikit tidak berminat ketika sang adik bilang : mbak, liat hivi ya, ganteng-ganteng personilnya. Untungnya lagu-lagunya groovy banget, jadi bisa buat aku stay lebih lama hihi).
Pas lagi asyiknya Selfie, tiba-tiba Septian datang dari arah belakang, mengagetkan kami dengan mengambil handphone aku dengan sigap sambil bilang, "sini sini tak fotoin ae". Dan akhirnya, entah aplikasi apa yang tertekan, hasil fotonya seperti ini..
Kita ngobrol suebentar banget karena dia harus balik mobile. Anyway, trims ya Sep uda motoin kami xD.
Oya, kebetulan hari ini Dea Hivi tidak dapat hadir karena persiapan kuliahnya ke Jepang. Jadi si cantik Ify lah yang menggantikan Dea. Warna suara mereka pun tidak jauh berbeda. Malahan kok lebih bagus suaranya Ify yaa hihihi. Apalagi ketika menyanyikan lagu "Siapkah Kau Tuk Jatuh Cinta Lagi".
Sumber : Hivi Fans
Sumber : Hivi Fans
Berakhir pula penampilan Hivi dan kami siap-siap masuk ke gedung Grandcity untuk sholat.
Tetep ya, sholat itu tak boleh ditinggalkan walau sesibuk apapun kita. Setelah penampilan Hivi selesai, kami naik lagi ke lantai 2 untuk sholat Maghrib. Setelah sholat, kami turun kebawah dan melewati "lagi" gate depan untuk masuk dalam acara. Sebenarnya ini tidak efektif : apabila keluar untuk sholat bahkan ke kamar mandi pun, dan ingin kembali ke acara, kita diwajibkan turun ke lantai G kemudian melewati gate depan lagi. Mengingat penonton acara jazz traffic ini tidak hanya anak muda. Kan kasian juga, bapak-bapak dan ibu-ibu yang berusia lanjut, harus naik turun kemudian jalan jauh menuju gate agar bisa masuk kembali mengikuti acara jazz traffic. Semoga penyelenggara acara menemukan solusi keluhan dari penonton berusia lanjut ini dan tahun depan mereka dapat menikmati acara tanpa keluhan. Semoga juga tahun depan ibu dan bapak aku bisa ikut nonton acara musik jazz ini, aamiin. My mom and my daddy love jazz music so much.
Bubu Giri! I'm your biggest fans!
Awwkaaayy.. Bubu Giri time! Mereka berhasil menarik suara dan antusias penonton dengan suara Bubu yang nge-jazz banget PLUS kemahiran Giri memainkan solo gitar nya. Kami datang saat mereka membawakan lagu mereka sendiri berjudul "Copycat" yang katanya terinspirasi dari Michael Jackson dan Beyonce. Tapi sungguh, aku cinta banget sama personalitas dynamic duo vocal guitar asal Bandung ini. Musik jazz yang mereka bawakan sangat centil dan apik. Yang aku ingat ada lirik : I never worry I got music everyday, ku melangkah dengan pasti penuh percaya diri, melewati hari-hari walau kadang ku sendiri, walau tak secantik bidadari tak seperti selebriti, tapi lihat aku selalu happy dengan gayaku sendiri, lihat aku sdisini selalu happy selalu sexy, I never worry I got music everyday, I don't have a lot of cash, No I don't look like a super model, But that's okay I love the way I am now, I just need to put my headphones on, Music on my head music in the air, Cause everything is gonna be alright now, I never worry I got music everyday.
Setelah Bubu Giri performance usai, kami segera berlari ke lantai 3 untuk lihat band jazz asal Perancis : Eric Legnini Trio. Masuk ke Conventional hall dan dapat tempat duduk kanan tengah. Melihat langsung kekompakan mereka, aku makin jatuh cinta dengan musik jazz funk yang mereka bawakan. Formasi Trio yang bertemu di satu panggung Festival Jazz Vilette 2014 di Paris ini : Eric Legnini pada piano elektrik Fender Rhodes, Romeo pada bass, dan Franck Agulhon pada drum,, mampu menarik riuh tepuk tangan para penonton di akhir acara. Aku pun tak ingin ketinggalan memberikan tepuk tangan paling meriah untuk mereka.
Sumber : jazztraffic.com | Akibat terlalu asyik mendengar musik mereka, aku jadi lupa tidak mengabadikan foto mereka
Usai performance Trio asal Perancis, kami memutuskan untuk tidak beranjak dulu, sayangnya seseorang yang memakai seragam bertuliskan force guard meminta kami untuk segera keluar karena stage akan dibersihkan. Akhirnya kami keluar dan segera loncat (lewat eskalator hehe) ke Outdoor Parking Area untuk lihat aksi Lady drummer cantik : Jeane Phialsa.
Jeane Phialsa atau yang lebih dikenal dengan nama Alsa, bersama dengan Alvin Lubis pada piano; Reno Revano pada bass dan Karty Rosen pada gitar membawakan alunan musik jazz ciptaan Alsa. Dia bercerita bahwa membuat album ini hanya dengan modal nekat, karena dia hanya seorang drummer. Kenyataannya bagi penikmat musik jazz dan bagiku pribadi, modal nekatnya ini benar-benar menghasilkan antusias dan menambah pengetahuan. Sekitar 4 lagu yang dibawakan oleh Alsa Quartet ini. Lagu pertama berirama semangat dengan beat sedang namun tetap membuat pendengar ikut menghentakkan kaki dan manggut-manggut. Lagu kedua berjudul Jungle Trip, energik dan berisi iramanya, aku suka bangett. Lagu ketiga berjudul Grow With You, bernuansa romantis, "sayang ga ada yang gandeng tanganku kak", kataku ketika dia bilang, "Sekarang memasuki zona romantis. Yang bersama pacarnya bisa gandeng tangan pacarnya". Wkwkwkwk. Dan terakhir, hentakan drum Alsa membuat penonton (khususnya aku) ikut manggut-manggut bahkan ingin loncat (karena malu akhirnya ga jadi) mengikuti musik beat nya yang rancak.
Penampilan Lady Drummer yang suka senyum : Alsa
Sumber : Alsa Fans
Alsa Quartet selesai, dan ini yang paling aku tunggu : duet bapak-anak Indra Lesmana dan Eva Celia. Ternyata tidak hanya aku yang menunggu, ratusan bahkan mungkin ribuan manusia padat berkumpul didepan Exhibition hall untuk naik eskalator menuju lantai 3/Conventional hall. Sepertinya butuh waktu untuk kami bisa naik eskalator. Sambil menunggu, kami masuk ke Exhibition hall untuk melihat performance Syaharani & Firequeenworks sebentar. Wow, sepintas penampilan Syaharani mirip dengan Lady Gaga yang sedang membawakan lagu jazz.
Sumber : jazztraffic.com
Karena aku tidak terlalu interest, akhirnya aku menarik si adik (yang sedang asyik lihat Syahrini #ehsalah Syaharani) untuk naik ke atas lihat penampilan Indra Lesmana dan Eva Celia.
Dan sesampainya di Conventional hall, kami tak dapat tempat untuk duduk, bahkan untuk berdiri di pintu masuk pun masih berdesak-desakan. Benar-benar ini adalah lautan manusia. Aku ga ngoyo seperti orang-orang dibelakang yang suka dorong-dorong ini. Akhirnya aku keluar dan memutuskan untuk pulang saja karena sudah lewat jam malam. Padahal masih ada Berry Likumahuwa yang akan membawakan lagu linkin park yang di-jazz-in, tapi ya sudahlah ini uda hampir jam 10 malam juga, anak gadis harus pulang cepat.
Hari ini adalah hari yang menyenangkan!
Walau hanya bertemu sebentar dengan Septian (karena dia harus bertugas mobile), tidak bertemu dengan Oneman (karena dia sibuk di backstage Exhibition hall) dan tidak bertemu dengan mas Eby (teman KKN yang cinta banget sama musik jazz). Tapi hari ini kami bertemu dengan seseorang yang tak terduga : sepupu (dari keluarga Ibu) paling kecil yang tinggal di Malang bernama Nuril atau yang biasa kami panggil dedek (padahal postur tubuhnya kini uda ga seperti dulu, si anak kecil laki-laki yang imut-imut). Lucunya, si dedek dan pacarnya (yang masih bingung melihat kami) ini menyalami aku dan adikku pakai dicium. Aduh dek, kayak kami uda tua aja -___-
Dari 19 musisi yang tampil hari ini, kami hanya menonton 7 musisi. Semuanya tampil maksimal dan patut di acungi 9 jempol (pinjam jempol teman).
Terima kasih banyaaakk untuk Septian yang telah membelikan aku tiket Jazz Traffic Festival 2015. Kalau seandainya dia berfikiran membelikan sahabatnya yang lain, mana mungkin anak laut seperti aku bisa nonton musisi jazz favorit...
Terima kasih juga buat radio Suara Surabaya yang telah me-retweet tweet dari aku, jadi nambah deh followers baru hehe. Ternyata senang juga ya berbagi berita melalui twitter layaknya blogger lain. Maklum deh, dulunya aku ini ga suka mengabaikan kesenangan didepan mata hanya untuk mentelengin layar gadget. Sekarang jadi suka? Ga juga, aku hanya ingin jadi diri sendiri. Sesekali saja ya pentelengin twitter untuk jadi pemberi berita langsung dari lokasi lalu tulis berita selengkapnya di limaura.com ;)
Sampai jumpa di Jazz Traffic Festival 2016 !!!