Dari eksplorasi yang kami lakukan sekitar tiga minggu yang lalu, kami mengujikan sampel lumpur di Balai Karantina Ikan kelas 1 Juanda dan mendapatkan hasil berupa beberapa bakteri yang dapat dijadikan kandidat bakteri probiotik untuk melawan bakteri jahat penyebab penyakit dan kematian massal pada ikan.
Lima sampel lumpur yang diambil, diperoleh 18 isolat bakteri yang secara keseluruhan memiliki morfologi hampir sama. Namun dapat dibedakan berdasarkan bentuk, warna, tepi dan elevasi pertumbuhan koloni. Masing-masing isolat koloni bakteri kami identifikasi melalui serangkaian uji biokimia, pewarnaan Gram dan TCBS. Sehingga didapat 14 isolat bakteri dari genus Bacillus, 2 isolat bakteri genus Pseudomonas, 1 isolat bakteri genus Vibrio, dan 1 isolat bakteri dari genus Micrococcus.
Tekstur sampel lumpur berbeda karena diambil dari titik lokasi yang berbeda |
Lima sampel lumpur yang diambil, diperoleh 18 isolat bakteri yang secara keseluruhan memiliki morfologi hampir sama. Namun dapat dibedakan berdasarkan bentuk, warna, tepi dan elevasi pertumbuhan koloni. Masing-masing isolat koloni bakteri kami identifikasi melalui serangkaian uji biokimia, pewarnaan Gram dan TCBS. Sehingga didapat 14 isolat bakteri dari genus Bacillus, 2 isolat bakteri genus Pseudomonas, 1 isolat bakteri genus Vibrio, dan 1 isolat bakteri dari genus Micrococcus.
Sampel siap diujikan |
Genus Bacillus dominan hidup pada semua sampel lumpur yang diambil dari titik yang berbeda (T1, T2, T3, T4 dan T5). Genus Pseudomonas ditemukan pada sampel lumpur titik T1 dan T4. Genus Vibrio ditemukan pada sampel lumpur titik T5 dan bakteri dari genus Micrococcus ditemukan pada sampel lumpur titik T4.
Dari ke 4 genus tersebut diperoleh 7 spesies yakni Bacillus sp., B. subtilis, B. licheniformis, Pseudomonas sp., P. pseudomallei, Vibrio alginolyticus, dan Micrococcus sp.
Keanekaragaman jenis bakteri kandidat probiotik dengan kondisi sampel lumpur dan perairan menunjukkan bahwa pada area muara (T4 dan T5) lebih beragam jenis bakteri kandidat probiotik yang ditemukan dibandingkan pada area yang jauh dari muara (T1, T2 dan T3). Mengingat bahwa daerah estuaria (muara) merupakan ekosistem yang produktif. Tingginya produktifitas di wilayah estuaria didukung oleh tersedianya kandungan nutrien yang cukup bagi organisme di perairan tersebut demikian pula bagi mikroorganisme salah satunya bakteri.
Ini adalah bagian dari penelitian sahabat saya, Indah Pratiwi. Selengkapnya bisa dibaca di perpustakaan Unversitas Airlangga atau klik disini untuk pencarian awal.
Dari ke 4 genus tersebut diperoleh 7 spesies yakni Bacillus sp., B. subtilis, B. licheniformis, Pseudomonas sp., P. pseudomallei, Vibrio alginolyticus, dan Micrococcus sp.
Keanekaragaman jenis bakteri kandidat probiotik dengan kondisi sampel lumpur dan perairan menunjukkan bahwa pada area muara (T4 dan T5) lebih beragam jenis bakteri kandidat probiotik yang ditemukan dibandingkan pada area yang jauh dari muara (T1, T2 dan T3). Mengingat bahwa daerah estuaria (muara) merupakan ekosistem yang produktif. Tingginya produktifitas di wilayah estuaria didukung oleh tersedianya kandungan nutrien yang cukup bagi organisme di perairan tersebut demikian pula bagi mikroorganisme salah satunya bakteri.
Ini adalah bagian dari penelitian sahabat saya, Indah Pratiwi. Selengkapnya bisa dibaca di perpustakaan Unversitas Airlangga atau klik disini untuk pencarian awal.
Tidak ada komentar
Posting Komentar
Segitu dulu cerita kali ini. Terima kasih temans membaca artikel ini sampai akhir. Semoga bermanfaat.
Saya sangat ingin mendengar komentar temans setelah membaca. Silahkan, temans bebas berkomentar apa saja namun harap tetap menjaga kesopanan.
Sayang sekali komentar dengan subjek Anonymous akan terhapus otomatis, jadi mohon kesediaannya untuk memberi nama asli ya.
Terima kasih ^^.
Love, Lisa.