Hai, hai. Terima kasih sudah mampir ke limaura.com. Jika teman sudah baca artikel sebelumnya, disitu saya mengakui kalau memang ada beberapa persen darah Tiongkok mengalir dalam darah hehehe. Oleh karenanya, saya memiliki kulit coklat setengah putih dan bermata minimalis (alias bermata sipit).
Nah, semakin belajar dunia make up, semakin saya mengenali apa kekurangan dari wajah. Sebenarnya ga boleh juga ya menyebut ini kekurangan, karena akan menghina ciptaan Allah yang sempurna. Baik, untuk selanjutnya saya tidak menyebutkan kata "kekurangan pada wajah" jika membahas tentang kecantikan.
Semakin mendalami belajar make up, saya semakin dalam mengenali wajah. Bagian mana yang harus ditutupi concealer, bagian mana yang harus ditambahkan shiny eyeshadow, bagian mana yang harus di shading dan disesuaikan dengan tema pakaian. Repot juga ya ternyata make up sendiri itu, enakan dulu, mau pemotretan tinggal minta tolong sama MUA. Tapi ya sudah lah, kan juga ga boleh ketergantungan sama MUA, kita sebagai cewek kan juga harus pandai menjaga kecantikan diri.
Saya mulai menyadari tidak ada yang bisa dilakukan pada mata minimalis, selain dengan mempertebal garis kontur tepi kelopak mata. Mata minimalis cocok sekali jika diberi puasan eyeshadow dengan permainan warna pastel gelap. Tetapi, jika salah bermain warna atau salah puasan sedikit saja, jatuhnya kelopak mata terlihat jadi tebal dan mata akan terlihat semakin sipit. Saya masih perlu banyak belajar dalam permainan warna eyeshadow untuk mata. Nanti ya, jika telah menemukan solusi permainan eyeshadow untuk mata sipit, in sya allah saya akan membuat videonya.
Selain eyeshadow, apakah mata sipit boleh diberi pulasan eyeliner atau eyepencil? Boleh bangeeett, asal pulasan eyeliner atau eyepencil tidak sampai akhir dari garis mata ya. Belajar dari kesalahan pada saat make up wisuda kemarin, saya menggoreskan eyepencil ditepi kelopak mata (dekat dengan bulu mata) dan menarik garis sampai ujung garis lipatan mata (dekat pelipis), alhasil mata terlihat seperti ga bisa melek, alias sipit banget pemirsaahh. Mana ga pakai bulu mata palsu lagi. Entahlah, rasa cuek saya mengalahkan rasa malu jadi ya ga terlalu peduli gitu..hehe
Kalau tidak melakukan kesalahan pasti tidak akan pernah belajar memperbaiki kan ya. Oleh karena itu, pada kondangan siang ini saya harus bisa memperbaiki riasan wajah. Secara yang akan ditemui adalah beberapa orang penting dan sesepuh keluarga. Mau ga mau dari riasan wajah, dress code dan model hijab harus disulap menjadi tampilan formal yang anggun tapi engga lebay.
Me and my young sister |
Emang ya, dikemana-kemanain juga, mata sipit tidak jauh dengan yang namanya muka antagonis jika diberi riasan yang sedikit tebal. Kalau menurut penilaian salah satu MUA yang pernah merias saya, muka oriental saya aslinya sudah tegas dan tidak cocok diberi riasan yang tebal, kecuali dengan beberapa permainan warna dan tehnik khusus. Dengan kata lain, saya harus banyak belajar mengutak-atik riasan pada wajah. Padahal saya anti banget sama yang namanya pakai make up kesehariannya, hfftthh.
Beruntung hari ini saya tertolong dengan outfit yang saya pakai. Ceritanya, hari ini kondangan pakai atasan kembaran sama adik.
Beruntung atau tidak memakai outfit tersebut masih menjadi perdebatan dipikiran saya. Tapi sejatinya memadupadankan outfit dan riasan dengan muka antagonis memang ga ada hubungannya hehhe.
Intinya, tampil cantik menggunakan make up itu susah susah gampang. Perlu banyak belajar mengenal warna dan tehnik apa yang cocok untuk wajah kita. Untung saja kesehariannya saya ga serempong ini, cuma pakai bedak dan lipgloss doang sudah ready diajak jalan.
Bagaimana dengan temans?
Intinya, tampil cantik menggunakan make up itu susah susah gampang. Perlu banyak belajar mengenal warna dan tehnik apa yang cocok untuk wajah kita. Untung saja kesehariannya saya ga serempong ini, cuma pakai bedak dan lipgloss doang sudah ready diajak jalan.
Bagaimana dengan temans?