I'm not talking this with past tense. I want to talk this with present tense. Cause I want you know, I disagree this moment be gone without permission. I do not want to forget my honeymoon that he created.
Berelationship yang dimulai dari hanya saling melirik, kemudian saling mengenal, berteman, bersahabat, bertukar pikiran, adu pendapat hingga beberapa kali saling menunda kerinduan akibat besarnya ego masing-masing, membuat saya berfikir : is he the one who can complete my life?
Pertanyaan itu berulang kali terputar dikepala. Bahkan hingga pernikahan berlangsung. Bukannya saya tidak yakin mengiyakan dia. Tapi terlalu yakin pun juga akan menimbulkan masalah. Saya selalu konsisten dalam menyeimbangkan pemikiran. Dengan berlandaskan agama dan berjalan diatas doa malam, saya yakin bahwa dia seseorang yang akan melengkapi saya.
Berjalan dengannya ibarat naik roaller coaster dan melihat pelangi. Roaller coaster yang dengan tiba-tiba menjatuhkan dan pelangi yang tak bisa diprediksi kapan munculnya. Siapapun tak akan pernah tahu pikiran seseorang. Bagi saya dia tergolong yang susah ditaklukkan dan bagi dia saya yang susah diketahui keinginannya.
~oOo~
Sore hari, saat beristirahat usai resepsi digelar, dikamar hotel hanya tinggal kami berdua, semua kerabat saudara dan keluarga bertolak kerumah masing-masing. Dia mengeluarkan dua buah amplop berwarna merah muda bermotif unyu. Sama-sama tebal isinya. Dia mengatakan bahwa satu amplop berisi uang mas kawin yang saya minta dan yang satu lagi berisi hadiah untuk saya. Hmmm sudah tentu saya tertarik dengan hadiahnya.
Hi Nurwahyu Alamsyah,
Terima kasih telah memilih Tiket.com sebagai partner booking & ticketing online Anda.
Berikut informasi tiket Anda:
Nama Kereta : Sancaka
Kelas : EKSEKUTIF
Kode Booking : S7***R
Rute (Dari - Ke) : SGU (SURABAYA GUBENG) - SLO (SOLOBALAPAN)
Waktu Keberangkatan : 21 Apr 2017, 07:30
Waktu Kedatangan : 21 Apr 2017, 11:47
Nomor Kursi : EKS-2 / 11C 11D
Harga : IDR 420.000 untuk 2 tiket
Diskon Channel : - IDR 15.000
Convenience Fee : IDR 7.500
Total Pembayaran : IDR 0
Kode Promo : KERETA100 - IDR 100.000
Total Harga : IDR 865.000
Ngga paham awalnya, namun membaca kali kedua saya jadi tercengang. Tanpa membaca halaman kertas berikutnya, saya lantas bertanya, "ke Solo nya jadi mas?". Dia memasang wajah lucu khas Wahyu Alam kemudian tersenyum girang, mungkin pikirnya wajahku saat itu menggelikan akibat ketidakpercayaan.
Kami berangkat ke Solo!
~oOo~
Jum'at siang kami sampai di Solo ONTIME. Saking ontime nya, suami sempat kebingungan cari masjid untuk sholat Jum'at. Selesai registrasi di lobby hotel Aziza Solo, suami langsung bergegas mencari masjid terdekat. Bahkan sebelumnya dia tidak bilang akan menginap di hotel mana dan diwajibkan membayar berapa. Dan selanjutnya, saya dibiarkan sendirian mengexplore hotel (sebenarnya hanya berjalan dari lobby ke kamar).
Kamar yang suami pesan bernomor 418 yakni berada di lantai empat. Sangat berat jika membawa tas-tas ini sendirian, memang saya ingin manja - kan ini holiday, dan syukur mbak resepsionis menawarkan untuk membawakan tas hingga ke kamar, tapi harus menunggu karyawan room boy selesai Jum'at an.
Saya berjalan keluar lobby menuju kamar 418, melewati kids pool, kemudian restaurant hotel, naik lift menuju lantai empat, lalu menyusuri lorong yang lumayan gelap namun disepanjangnya terdengar lantunan ayat-ayat Al Qur'an, hingga sampailah didepan pintu kamar 418. Sepanjang jalan dari lift menuju kamar, saya terus mengabadikannya melalui video kamera handphone.
Tanpa menunggu lama, saya segera menempelkan kartu kamar ke sebuah kotak magnet dekat gagang pintu. Setelah terdengar suara kunci pintu terbuka, gagang pintu saya dorong kebawah kemudian mendorong pintu masuk ke kamar. Semua lampu menyala, televisipun hidup dengan sendirinya, tidak terkecuali pendingin ruangan. Pintu saya tutup, kartu kamar saya letakkan ketempat yang disediakan (tembok dekat pintu), sepatu saya lepas dan saya masih memegang video handphone.
WOW!
Seketika merasa lucu ketika ada hiasan-hiasan ala pengantin baru di tempat tidur. Omaigat! This is real?
Tak berani ngutak-ngatik hiasan-hiasan itu sebelum suami datang, saya duduk di kursi malas tepat disamping tempat tidur. Lantaran tidak betah duduk santai lama-lama, lantas saya menata barang bawaan dan snack di meja. Beberapa menit kemudian ada suara pintu diketuk. Saya intip dari lubang pintu (bukan lubang kunci lho ya), dan membiarkan room boy "islami" meletakkan koper dibalik pintu. Waktunya beberes.
Suami datang 10 menit kemudian. Terlihat raut wajahnya sama terkejutnya dengan saya tadi, namun dia berusaha tampil cool.
"Lucu yaaa, boleh aku bongkar ngga nih mas?"
"Eh ya jangan dong. Difoto duluk"
"Eyaaaakk"
"Kamu duduk situ, jadi modelnya"
"Hmmmmmmmmmm". Dalam hati : untung baru keganjel batagor, kalo engga ngambul nih aku ngga dikasih makan huakakakak.
Muka saya lesu bingitss |
Malam harinya kami putuskan untuk jalan-jalan keluar, menikmati suasana malam kota Solo. Tempat makan terdekat ada Galabo. Galabo disini sama seperti food court tepi jalan di Surabaya, bedanya Galabo hanya hidup dimalam hari.
Usai sholat Maghrib, kami keluar hotel. Dengan diantar oleh becak dan ditemani gerimis romantis (se-romantis ketika kami bergandengan tangan dalam becak #eyaaakk), kami dilewatkan abang becak di sebuah jalanan sepi nan gelap, beberapa pohon beringin dan bambu yang entah berumur berapa puluh tahun (atau bahkan sudah ratusan tahun) berdiri gagah di kanan-kiri jalan seolah-olah tak akan ada yang dapat menumbangkannya.
Kami sampai di Galabo. Abang becak bersedia menunggu dan mengantar kami pulang setelah makan. Kami berjalan melewati beberapa warung makanan di Galabo, memilih makanan yang pas dan sesuai selera malam itu plus memeriksa tempat duduk yang kosong. Beberapa menit kemudian sampailah kami di ujung Galabo, dan kami putuskan untuk berhenti kemudian memesan makanan di warung terdekat. Kami dipersilakan duduk oleh seorang karyawan warung, dan karyawan lain membersihkan meja yang akan kami pakai lalu pergi berlalu. Karyawan yang tadi menunggu kami duduk kemudian memberikan dua menu. Suami meminta karyawan tersebut untuk memberikan kesempatan kami memilih makanan, mungkin agak lama karena menu makanannya terlihat baru dimata, hanya beberapa yang saya mengerti.
Karyawan yang tadi dipanggil suami, setelah bertanya beberapa menu (karena namanya kurang familiar dimata), kami memesan beberapa makanan. Nasi goreng kambing, sate buntel dan tongseng kuah menjadi pilihan menu dinner malam ini. Minuman yang kami pilih es teh dan es mega mendung. Kami makan dengan lahap, karena ya sudah jelas : KELAPARAN.
Rasanya eummhhh, orang lapar ya sudah pasti semua makanan dinilai nikmat hehe. Tapi memang masakannya lumayan menggoyang lidah (terutama nasi goreng kambing dan sate buntel yang bercita rasa pedas - biasanya masakan khas Solo itu kebanyakan bercita rasa manis, sama kek Jogja).
Puas makan, kami kembali ke hotel dan beristirahat.
Kami sampai di Galabo. Abang becak bersedia menunggu dan mengantar kami pulang setelah makan. Kami berjalan melewati beberapa warung makanan di Galabo, memilih makanan yang pas dan sesuai selera malam itu plus memeriksa tempat duduk yang kosong. Beberapa menit kemudian sampailah kami di ujung Galabo, dan kami putuskan untuk berhenti kemudian memesan makanan di warung terdekat. Kami dipersilakan duduk oleh seorang karyawan warung, dan karyawan lain membersihkan meja yang akan kami pakai lalu pergi berlalu. Karyawan yang tadi menunggu kami duduk kemudian memberikan dua menu. Suami meminta karyawan tersebut untuk memberikan kesempatan kami memilih makanan, mungkin agak lama karena menu makanannya terlihat baru dimata, hanya beberapa yang saya mengerti.
Karyawan yang tadi dipanggil suami, setelah bertanya beberapa menu (karena namanya kurang familiar dimata), kami memesan beberapa makanan. Nasi goreng kambing, sate buntel dan tongseng kuah menjadi pilihan menu dinner malam ini. Minuman yang kami pilih es teh dan es mega mendung. Kami makan dengan lahap, karena ya sudah jelas : KELAPARAN.
1. Nasi goreng kambing || 2. Sate buntel daging || 3. Tongseng kuah |
Rasanya eummhhh, orang lapar ya sudah pasti semua makanan dinilai nikmat hehe. Tapi memang masakannya lumayan menggoyang lidah (terutama nasi goreng kambing dan sate buntel yang bercita rasa pedas - biasanya masakan khas Solo itu kebanyakan bercita rasa manis, sama kek Jogja).
Puas makan, kami kembali ke hotel dan beristirahat.
Solo kotanya emang enak ya
BalasHapus