Tepat weekend kemarin, saya mendapat liburan singkat yang menyenangkan di kota Batu, tepatnya di daerah Songgoriti. Ketika mas husband bilang akan mengikutsertakan saya dalam acara kampusnya, saya sedikit ragu (lagi-lagi ini problemnya ibu hamil -- terlalu khawatir). Anyway, ini kan acara organisasi fakultas, bukan rekreasi para dosen. Nanti tidurnya dimana, makannya bagaimana, transportasinya naik apa. Hmmm..
Mencoba untuk tidak rempong (agar tidak berujung cerewet ke mas husband hehehe), saya ngikut aja apapun planningnya.
Berangkat hari Jum'at dan rencana pulang hari Minggu. Do'i dapat tugas mengisi materi untuk warga lab hari Sabtu pagi. Setelah itu acara kami bebas. Saya langsung browsing wisata apa yang bisa dikunjungi. Mas husband belum pernah ke Songgoriti, tapi kurasa do'i tidak akan tertarik karena menurutnya wisata Songgoriti kebanyakan berisi penjual-penjual souvenir. Do'i selalu bilang punya perasaan ngga enak kalau jalan sama istrinya di tempat yang seperti itu, padahal ya ujung-ujungnya barang yang dibeli istrinya inih ya untuk suaminya. Istrinya ini ngga doyan apa-apa kecuali makaan makaaann enaak.
Menurut maps, villa yang kami tempati (tepatnya dijalan utama Arumdalu), tidak jauh dengan Wisata Paralayang dan Omah Kayu yang katanya lagi hits. Hmmm.. Kebetulan juga kami berdua belum pernah kesana. Yuk lah kami kesana setelah sholat Dhuhur. Agar lebih ringkes, mas husband meminjam motor salah satu mahasiswanya, dan alhamdulillah ada yang meminjami.
Wisata paralayang dan omah kayu terletak dalam satu kawasan yang bernama Wisata Gunung Banyak. Jarak dari villa ke gunung banyak sekitar tiga kilometer, dengan medan yang menanjak di satu kilometer pertama dan satu kilometer terakhir. Kalau mau datang kesini, anda disarankan memakai mobil atau motor pribadi karena sangat jarang ditemukan angkutan umum yang melewati wisata ini.
Selamat datang |
Setelah memarkir motor kami menuju ke tempat wisata paralayangnya. Bisa dibilang saya kepingin mencoba olahraga yang dibilang ekstrem ini, sayangnya mas husband melarang, alasannya karena biaya mahal dan bisa langsung nyungsep paralayangnya kalau do'i yang naik. Huuftth.
Cuaca memang panas, matahari bersinar dengan gagahnya, tetapi hawa dan angin yang lewat seakan-akan menghamburkan udara yang panas. Saking kencangnya angin yang lewat diatas sini, kebanyakan pengunjung lebih memilih untuk menjauh dari tebing paralayang. Mungkin karena angin yang seperti badai ini membuat paralayang siang ini tidak beroperasi.
Subhanallah.. |
Menikmati pemandangan kota Batu dari atas tebing bersama do'i. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Sungguh moment yang tidak boleh dilupakan.
Di area paralayang tertulis larangan untuk menonaktifkan handphone atau gadget lain ketika cuaca sedang hujan dan hanya monyet yang membuang sampah sembarangan. Taukan mengapa ditulis begitu? Jadi, sebagai wisatawan yang baik, apapun peraturannya kudu wajib ditaati ya.
Lama-lama bisa masuk angin kalau kelamaan nongkrong diatas tebing paralayang. Do'i aja uda kentut bolak-balik, dan aku yang muzti kena apesnya dientutin. Untuk mengusir angin, kami memasuki sebuah warung yang menyajikan kopi se-nusantara. Do'i memesan kopi vietnam dan saya chocolate latte ice, semuanya hangat (karena es batu nya abis kata penjualnya). Menunggu lumayan lama, akhirnya kami mendapatkan yang kami pesan. Daaan, do'i langsung berbisik, "Ini kopi biasa, cuma dibuat pakai alat khusus kopi vietnam aja..". Ah.. Dasar lidah kopi elit. Mbok ya dimaklumi cinta, ini warung kopi bukan cafe coffee.
Mas husband menawarkan untuk makan bakso, tapi matanya terus-terusan ngelirik ke warung Jasuke, rupa-rupanya do'i belum pernah makan jasuke. Kebetulan saya lagi ndak kepengen bakso, jadi saya langsung cus beli Jasuke. Uda tau kan ya Jasuke itu apa, yap, JAgung SUsu KEju. Saya pilih coklat, susu dan keju sebagai campuran jagungnya, dan langsung dihabiskan do'i. Enak ya pak Wahyu?
Tinggal pilih |
Setelah coklat panas saya dihabiskan do'i, kami langsung cus ke wisata omah kayu. Ehh, rupanya ada wahana wisata terbaru di lokasi ini, namanya Wisata Taman Langit. Menurut pak penjaga, wisata ini baru dilaunching awal tahun 2017. Namun entah mengapa, saya lebih tertarik ke rumah kayunya. Mungkin setelah dari omah kayu, kami bisa mampir ke taman langit.
Menantang matahari |
Omah kayu... Jalanannya O Em Ji, lumayan bikin ngos-ngosan ibu hamil. Kita kudu naik-turun melewati jalan setapak di tepian jurang. Kita juga kudu hati-hati kalau mau pegangan rantingnya, cek dulu sebelum dibuat sandaran, karena ngga semua ranting atau batangnya kokoh nancep ditanah. Juga, harus lebih ekstra hati-hati sama jalan bebatuan yang kadang bisa bikin alas kaki nyelip.
Sempet yaa ambil gambarku, mas husband.. |
Usaha berbanding lurus dengan hasilnya. Walau ngos-ngosan, tapi terbayarkan sudah sama pemandangannya.
Mas, diatas sana ada burung pacaran, kita juga.. |
Mas... #ngakakgulunggulung |
Jangan baper.. ^^ |
Oya, perlu diingat nih gengs, ditiap gubuk kayu selalu ditulis maksimal orang yang naik (biasanya antara 4-8 orang, tergantung kecil-besarnya gubuk kayu) dan ada batas antriannya (kita diberi waktu maksimal 5 menit untuk ambil foto, kecuali ada perjanjian dengan pihak omah kayu).
Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 4 lebih. Cuaca yang begitu cerah membuat waktu tidak terasa berjalan cepat, taunya matahari masih diatas kepala, eeh tau-taunya uda jam 4 aja. Karena belum sholat Ashar, kami putuskan untuk pulang, tidak jadi ke taman langitnya. Rupa-rupanya di wisata taman langit kebanyakan berisi spot-spot untuk berfoto. Pikiran saya dan mas husband rupanya sama, bukan waktunya lagi untuk beralay-alay foto lalu posting disemua akun sosmed. Ahmm... Yasuda, kami pulang dulu..
Sampai jumpa Wisata Gunung Banyak, sampai jumpa Batu.
~oOo~
Price list :
Tiket masuk Wisata Gunung Banyak : Rp 10.000,- per orang
Tiket masuk untuk motor : Rp 5.000,- per motor
Tiket masuk untuk mobil : Rp 10.000,- per mobil
Harga wisata paralayang : Rp 600.000,- sampai Rp 750.000,-
Tiket masuk Omah Kayu : Rp 5.000,- per orang
Tiket masuk Taman Langit : Rp 10.000,- per orang
Tidak ada komentar
Posting Komentar
Segitu dulu cerita kali ini. Terima kasih temans membaca artikel ini sampai akhir. Semoga bermanfaat.
Saya sangat ingin mendengar komentar temans setelah membaca. Silahkan, temans bebas berkomentar apa saja namun harap tetap menjaga kesopanan.
Sayang sekali komentar dengan subjek Anonymous akan terhapus otomatis, jadi mohon kesediaannya untuk memberi nama asli ya.
Terima kasih ^^.
Love, Lisa.