Source : google. |
Nah, bertepatan dengan bulan Februari, bulan yang istimewa buat saya, ternyata juga menjadi bulan istimewa untuk Indonesia. Pasalnya terdapat salah satu event yang selalu booming tiap tahunnya, sebut saja Festival Cap Go Meh Singkawang. Festival ini juga mengungkap pesona wisata kota Singkawang dan mampu menarik banyak wisatawan. Bagaimana tidak, ada lebih dari 70.000 wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, yang datang dan menyaksikan festival ini.
Source : google. |
Apa sih Cap Go Meh itu?
Bagi sebagian temans pasti ada yang merasa asing dengan nama itu. Nih saya kasih tempe tahu, Cap Go Meh ini adalah hari istimewa buat suku Tionghoa di kota Singkawang serta kota-kota di Indonesia. Konon katanya, dalam dialek hokkien Cap berarti sepuluh, Go berarti lima dan Meh berarti malam. Jika diartikan secara keseluruhan, pada hari ke-15 dari bulan pertama, suku Tionghoa percaya bahwa para dewa akan berkumpul sehingga merupakan waktu yang baik untuk bersyukur dan berdoa secara bersungguh-sungguh untuk tahun yang lebih baik.
Cap Go Meh di Singkawang, Kalimantan Barat ini terbilang yang paling meriah perayaannya. Apalagi sejak tahun 2009, perayaan Cap Go Meh di Singkawang telah dimasukkan dalam agenda tahunan wisata nasional.
Mengapa di Singkawang?
Singkawang adalah kota terbesar kedua di Provinsi Kalimantan Barat dan memiliki suasana oriental dimana ditemukan ratusan klenteng Cina hampir di setiap sudut kota. Yaiya dong, lebih dari 70% penduduk Singkawang adalah keturunan Tionghoa sih. Perayaan Cap Go Meh begitu meriah di Singkawang karena selain mayoritas penduduknya dari etnis Tionghoa, juga ada campuran budaya lokalnya yakni suku Dayak. Sehingga perpaduan budaya terlihat jelas di perayaan Cap Go Meh dan ini menjadi daya tarik khusus bagi wisatawan mancanegara.
Apa yang bisa dilihat dari perayaan Cap Go Meh di Singkawang?
Banyak!
Sebelum Cap Go Meh dilaksanakan, sehari sebelumnya dilakukan Ritual Cuci Jalan oleh beberapa tatung. Tujuan dari ritual ini adalah untuk menghilangkan hal-hal negatif sebelum parade digelar keesokan harinya. Selama ritual berlangsung, ratusan tatung membawa iring-iringan dan menabuh genderangnya sepanjang jalan yang akan dilewati parade nantinya menuju Vihara tertua (Vihara Tri Darma Bumi Raya) kota Singkawang yang terletak di pusat kota.
Perayaan Cap Go Meh dibagi menjadi beberapa hari dan puncak acaranya dilaksanakan pada tepat hari ke-15 bulan pertama. Pada puncak acara terdapat parade spiritual tatung, simbal tarian singa, tarian naga, choi lam sin dan banyak lainnya. Selama puncak acara ini, Singkawang penuh sesak oleh orang-orang yang ingin menyaksikan keunikan dari parade ini salah satunya parade spiritual tatung.
Tatung adalah media utama ritual Cap Go Meh untuk menolak roh jahat. Selama ritual tatung, partisipan akan melakukan beberapa aksi yang tidak bisa diterima oleh akal pikiran manusia. Pasalnya, partisipan akan mengalami kesurupan kemudian menginjak pedang atau menusukkan paku ke pipi dan masih banyak aksi lainnya. Tatung ini tidak akan terluka maupun kesakitan walau disiksa bagaimanapun. Luarrr biassaahh yaa.
Yang tidak kuat, jangan melihat. Source : google. |
Selain kita bisa memanjakan mata dengan keunikan parade Cap Go Meh, kita juga bisa mengambil hikmah bahwa Indonesia ini mempunyai keragaman budaya, kita wajib bersyukur dan menjaga keragaman ini. Lho kok jadi mellow ini paragraf. Lanjut.
Kita juga bisa mengambil foto dan mempostingnya di berbagai media sosial, kasih caption bagus ya, dengan begitu Festival Cap Go Meh di Singkawang ini mampu mendunia dengan keindahan-keindahan postingan temans. Buat saya yang kini berada di Taiwan, festival ini cukup membuat saya melotot sembari membatin, kapan ya saya bisa ke Singkawang untuk merasakan keramaian Cap Go Meh dan perayaan Imlek nya.
Dimana ada gula disitu juga ada semut. Dimana ada keindahan, pasti juga punya potensi untuk menarik wisatawan. Selain keindahan juga harus ada akses untuk mempermudah wisatawan. Karena Festival Cap Go Meh ini dilaksanakan rutin tahunan dan mendapat banyak antusias dari wisatawan, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan perekonomian daerah, pemerintah pun mulai sibuk menggarap sarana dan infrastruktur menuju Singkawang. Baik tol maupun bandara, keduanya sama-sama bermanfaat jika bisa mempermudah wisatawan datang ke Singkawang, yee kaaan.
Selain itu, meningkatnya jumlah wisatawan yang datang ke Singkawang tahun ini daripada tahun lalu, membuat semakin banyak investor yang tertarik untuk ikut membangun kota Singkawang menjadi kota modern dengan penginapan dan fasilitas terbaik. Lengkap sudah! Singkawang yang dahulunya hanya sebuah desa kini berubah menjadi sebuah kota modern!
Yang tidak kalah terkenalnya dari perayaan Cap Go Meh adalah lampionnya!. Mengapa lampion selalu ada saat perayaan Imlek dan Cap Go Meh? Konon dulu, cahaya lampion berfungsi untuk mengusir binatang buas yang hidup didasar lautan dan suka mengancam penduduk, binatang buas tersebut bernama Nian. Cahaya lampion yang merah temaram ini memiliki arti simbol pengharapan agar di tahun mendatang akan ada banyak kebahagiaan, keberuntungan dan rejeki.
Festival Lampion di Taipei. |
Ada kesamaan antara Singkawang dan Taipei dalam hal perayaan Imlek, yakni adanya festival lampion. Jika di Singkawang digelar parade lampion yang begitu meriah, lain halnya dengan Taipei. Dinamakan Taipei Lantern Festival dimana terdapat berbagai lampion yang dibentuk menyerupai ikon-ikon wisata di Taiwan.
Taipei 101 |
Begitu indahnya perayaan Imlek dan Cap Go Meh di Singkawang. Semoga suatu hari saya mendapat kesempatan untuk melihat dan merasakan semaraknya Pesona Imlek dan Festival Cap Go Meh di Singkawang.