Sarapan Serasa Berada di Nusantara
Hari kedua masih di Zhongli. Benz Hotel menyediakan sarapan buffee untuk tamu hotel. Sekitar pukul delapan pagi, mas husband turun ke lantai satu restaurant untuk sarapan. Saya menyusul setelah Kia bangun dan 'nyawanya uda jangkep'.
Mas
husband sudah sarapan sembari menunggu saya turun. Saat saya menyuapi
Kia, mas husband mengambil roti di pojok restoran. Kemudian terdengar
do'i bercakap-cakap dengan seseorang dari Indonesia. Nama beliau Pak
Raja, mantan rektor Universitas Sisingamangaraja. Datang ke Taiwan
bersama istri dan kedua anaknya dalam rangka liburan (setahun dua kali
liburan ke luar negeri, bro, katanya, wow). Tak lama istri pak Raja
menghampiri dan duduk di depan saya, kami pun jadi ikut ngobrol.
Beberapa
menit kemudian ada satu keluarga (yang terdiri dari dua orang laki
perempuan yang sudah berusia lanjut dan dua orang laki perempuan yang
terbilang masih muda) beranjak dari tempat makannya dan ikut menyapa
kami.
"Dari Indonesia ya?", tanya seorang perempuan yang berusia lanjut.
"Indonesia juga ya, Indonesia mana bu?", tanya pak Raja.
"Kami dari Jakarta".
"Oh kami dari Medan, dan ini dari Surabaya", kata pak Raja melanjutkan sambil menepuk bahu mas husband.
"Nusantara ya kita", kata istri pak Raja.
"Hahaha, iya mari", kata perempuan paruh baya berpamitan. "Mari!", sahut laki-laki paruh baya dari kejauhan.
"Ya ya mari".
Kia Main Perosotan di Zhongzheng Park
Mas
husband dan mas Saide berangkat setelah sarapan, pukul sembilan lebih.
Berangkat ke Yuan Ze University dengan taksi yang telah dipesan oleh
hotel. Sementara saya dan mbak Herza masih stay di hotel. Checkout
hotel jam 12 siang menurut saya bakalan tanggung jika harus menunggu
para suami (selesai urusannya) di luar hotel. Cuaca sedang panas di
Zhongli (walau tak se-pengap dan se-sumuk Taipei) membuat saya mengambil keputusan untuk extend tiga jam di hotel. Kami keluar hotel pukul tiga sore setelah makan siang. Bye bye Benz..
Didekat
hotel ada sebuah taman yang lumayan besar. Setidaknya walau cuaca dan
hawa sedang panas, ada tempat teduh yang bisa dijadikan tempat
menghabiskan waktu. Kia yang sudah bisa berlari, dengan percaya diri
menjelajah tempat baru ini. Banyak orang baru, ada penduduk lokal dan
ada juga penduduk dari bumi Eropa. Kia tidak takut menatap mereka satu
persatu. Bahkan tidak jarang Kia melempar senyuman dan ketawa sehingga
orang-orang pun ikut tersenyum dibuatnya.
Kia sedang
berlatih naik turun tangga. Mungkin karena dia berulang kali melihat mas
husband menggendongnya saat naik apartemen dan giliran Ibu yang gendong
dia saat turun apartemen, jadi dia ingin mencoba naik turun tangga
sendiri. Pertama kali saat kami ada di Aula Taipei Main Station,
dia dengan berani mencoba naik tangga sendiri tanpa memberi tahu mas
husband, tentunya mas husband tetap mengikutinya dari belakang. Dan yang kedua kalinya di Zhongzheng Park, Kia lebih tertarik naik turun tangga daripada main perosotan. Naiknya sudah lancar, tinggal turun tangga nya yang masih belum.
She will be an independent women. Tydak ada yang mengajari naik turun tangga. Tapi dia mau berusaha sendiri sampai dia jadi ahli naik tangga. Good job my baby! |
Kia naik turun tangga sampai yang melihat bosan. Bahkan ada beberapa gēgē (baca : keke, panggilan kakak laki-laki) yang sengaja memarahi Kia karena melihat Kia selalu berada di tangga. Dengan santainya, Kia memandang manis dan menebar senyuman ke keke itu sambil terus malakukan aktivitasnya di tangga perosotan. Dia ngga ngerti kalau lagi di marahin wkwkwk, lucu banget sih.
Nongkrong di McD Fuxing Road
Saya pun merasa bosan di taman, nampaknya untuk Kia dan mbak Herza tidak hahaha. Saya melihat jam ditangan masih menunjukkan pukul lima. Matahari yang masih terang benderang bikin kepala saya tambah pusing. Duh gini ini ngga enaknya kalau uda masuk summer, panasnya suhu bikin sakit kepala. Saya pun mengambil keputusan, 'yuk pindah ke indoor yuk'. Mbak Herza mengiyakan tapi Kia masih aja berjalan (kabur maksudnya) ke arah tangga perosotan. Kayak Kia kutub utara dan tangga perosotan kutub selatan aja, ada medan magnetnya.
Keluar dari taman, kami menuju ke McD yang kami lewati semalam. Besar dan kelihatannya ramah anak. Memang dimana-mana McD kayaknya dibuat memang untuk ramah anak ya.
Duh panasnya ngga kuat, masuk McD yang antri kebat keliwat. Baiq, harus bersabar karena tak akan lama. Benar saja, tiba-tiba masuk kami mengantri, orang-orang lokal memang cekatan kerjanya. Selesai mengantri dan mendapat makanan, kami langsung menuju ke lantai dua dan mencari tempat duduk. Makan dong kami, kentang; es krim dan nǎichá (baca : naica, teh susu atau milk tea). FYI, McD di Taiwan sudah menerapkan 'anti sedotan' lho, jadi tiap kami beli minuman kami tidak diberi sedotan. Ada dua pilihan untuk meminum : cup minuman bisa dibuka atau minum melalui cup minumannya (karena sudah di desain layaknya tumblr).
Stasiun Zhongli Anti Sepi
Mas husband menghubungi saya kalau sudah dalam perjalanan menuju Stasiun Bus Zhongli. Agar cepat sampai mereka naik taksi. Bisa dong kami ikut taksi nya. Bisa katanya, do'i bilang nanti mampir McD.
Kenyataannya tidak pemirsah. Tiwas nunggu lama di luar McD huhuhu. Pak supir taksi nyasar katanya, alhasil mereka dibawa langsung ke stasiun bus. Kok bisa i loo.
Jalan dong kami ke stasiun bus. Menikmati ramainya sore terakhir di jalanan pusat kota Zhongli. Kalau lihat didaerah stasiun kota Zhongli, yang isinya ada stasiun kereta dan terminal bus, suasananya tidak berbeda jauh dengan Terminal Purabaya. Yang paling terlihat mencolok adalah adanya parkir motor di dalam rumah yang letaknya ditepi jalan dan banyaknya hotel kecil didekat stasiun. Namun bedanya, disini di tepi jalan pun terdapat store yang kalau di Indonesia store ini ditemukan di mall-mall. Sebut saja brand Giordano, Couch, Innisfree dan masih banyak lainnya.
Ramainya orang-orang yang lalu lalang buat daerah stasiun ini jadi ibarat pusat kota. Banyaknya toko dan penjual kelontong, bisa diprediksikan uang NT terus berkumpul dan berputar tiap harinya disini. Kalau menurut mas husband yang hampir setiap hari pekerjaannya berkutat dengan TKI, "Kalau hari menjelang weekend atau tanggal merah di Taiwan, biasanya para TKI yang ada dibawah Taiwan (maksudnya TKI yang bekerja di Taiwan tengah dan selatan, saya perjelas haha) yang ingin berlibur ke Taipei, karena merasa kejauhan ke Taipei, mereka singgah dulu di Zhongli baru ke Taipei atau mungkin pikir mereka daripada jauh-jauh ke Taipei mending liburan ke Zhongli aja". Mungkin karena itu pula, beberapa agensi hiburan tanah air kalau mau mendatangkan artisnya ke Taiwan, tujuannya kalau ngga ke Taipei ya ke Zhongli. Hmm, bisa jadi.
Ngga pakai lama, kami bertemu di depan store Giordano. Setelah mas husband dan mas Saide mengsi saldo Easy Card, kami bergegas menuju stasiun bus. Ngga lama, pintu antrian bus 9001 dibuka. Alhamdulillah kami kebagian tempat duduk enak dan pulang dengan nyaman.
Terima kasih #TSWIM, kami terutama saya bisa merasakan tinggal di kota Zhongli. Semoga bisa ke Zhongli lagi, buat apa? Buat mampir menikmati Ayam Bakar nya hahaha.
Tidak ada komentar
Posting Komentar
Segitu dulu cerita kali ini. Terima kasih temans membaca artikel ini sampai akhir. Semoga bermanfaat.
Saya sangat ingin mendengar komentar temans setelah membaca. Silahkan, temans bebas berkomentar apa saja namun harap tetap menjaga kesopanan.
Sayang sekali komentar dengan subjek Anonymous akan terhapus otomatis, jadi mohon kesediaannya untuk memberi nama asli ya.
Terima kasih ^^.
Love, Lisa.