Beitou Hot Spring Museum (北投溫泉博物館),
dulunya adalah sebuah tempat pemandian air panas terbesar di Asia Timur yang dibangun oleh Daikichi Imura (seorang hakim Taiwan pada masa Pemerintahan Kolonial Jepang).
Dibangun sekitar bulan Juni 1913, yang kemudian mangkrak karena pergantian pemerintahan.
Ditemukan kembali oleh sekelompok guru dan siswa sekolah dasar Beitou pada tahun 1994 saat mereka kunjungan lapangan kebudayaan yang kemudian mengajukan petisi untuk melestarikan bangunan mangkrak tersebut.
Pada akhirnya, bangunan ini menjadi sebuah musium mata air panas yang juga menjadi simbol hijau dan asrinya kawasan Beitou.
~oOo~
Malam sebelum touring, saya ragu mau iya atau engga, ajakan mas husband sepedaan ke Xinbeitou. Pasalnya, track jalan kesana pasti menanjak, sementara saya bawa si kecil dan sepeda saya tak dirancang punya gear sehingga pasti kaki ini kalah kalau sudah menghadapi tanjakan. Selain itu, entah mengapa kepala ini tiba-tiba diserang rasa sakit sebelah, setelah mengerjakan laporan bank kerjaan. Beban lah pasti. Wes lihat besok lah, batin saya.
Keesokan harinya hamdalah rasa sakit berkurang, dan rencana sepedaan tetap berjalan.
Shilin-Xinbeitou, jarak yang ditempuh sepeda (menurut google maps) sekitar 6,7km dengan waktu tempuh 26menit. Nyatanya tidak begitu hahaha. Mungkin kilometernya benar, tapi waktu tempuhnya--yaa pasti karena kecepatan kami mengayuh sepedanya hihihi.
Kami berangkat selepas dhuhur. Ini hari Jum'at ke4 tidak ada Sholat Jum'at di Taiwan. Walau Taiwan sudah beberapa hari ini mengeluarkan diagnosa zero pasien covid-19, tapi pemerintah masih belum memperbolehkan adanya kegiatan yang bersifat rutin dan ramai-ramai, seperti Sholat Jum'at. Jadi, mas husband punya waktu luang di rumah untuk melakukan Sholat Dhuhur dan Sholat Ashar.
Setelah beberapa menit berangkat, sekitar tiga kilo dari rumah, kami berhenti di resto jungfood jalan chengde untuk makan siang. Tempat makan yang nyaman, luas dan bisa memandang kejauhan kota Taipei pinggiran. Sayang tak sempat mengabadikan gambar.
Usai makan siang, kami melanjutkan perjalanan.
Perjalanan yang amat berat (buat saya), saya terus-terusan merasa ban sepeda saya gembos, padahal sudah dipompa saat perjalanan berangkat tadi. Pasti karena banyak faktor : saya dan Kia sama-sama habis makan siang, jalanan menuju Xinbeitou semakin menanjak dan banyaknya angin yang berhembus kencang. Oh, tahan lis, tahaannn. Anggap ini benar-benar olahraga.
Beberapa menit kemudian, kami sampai di MRT Xinbeitou yang merupakan pusat daerah Xinbeitou. Kalau temans pernah mendengar distrik Beitou, jika Beitou semisal kota--maka Xinbeitou ini desanya. Temans bisa naik MRT ke Xinbeitou, bisa ikuti jalur merah menuju Beitou kemudian ganti MRT menuju Xinbeitou. It's easy..
Ada apa di Xinbeitou?
Tujuan kami sih ke Beitou Hot Spring Museum, namun saat berada di pusat Xinbeitou, kami dihadapkan dengan banyak pilihan.
Tapi sebelumnya mari tenangkan si kecil dulu. Sesampainya kami didepan MRT Xinbeitou, mata si kecil tiba-tiba merem dengan badan ngawang terombang-ambing angin. Tidak mengindahkan omongan saya (agar dibiarkan dulu dia liyer-liyer), mas husband langsung ngambil Kia dari tempat duduknya. Si kecil langsung terbangun dan menangis histeris. Kaget dia pasti, hmmm.. Untung ngga berlarut-larut ngalemnya. Jadi kami bisa langsung jalan setelahnya.
Tepat di timur (samping kanan) MRT Xinbeitou, terdapat Xinbeitou Historic Station, sebuah bangunan musium kereta peninggalan Jepang. Bangunan tersebut terdapat berbagai foto gambaran masa lalu, dan diluar bangunan musium terdapat sebuah gerbong kereta jaman dulu beserta rel pendeknya. Kami hanya lewat didepan bangunan musium dan membaca sekilas papan informasinya.
Kami mampir warung kopi legend (yang mendunia) terdekat untuk ngopi dan juga bermaksud menidurkan Kia sebentar. Rupanya Kia yang sudah hilang rasa kantuknya justru nggelitis mainin propertinya si warung kopi Wah wes, ketimbang nanti ngijoli yaa kalau ada apa-apa, mending wes yuk lanjut jalan aja.
Beitou Hot Spring Museum yang bersebelahan dengan Taipei Public Library Beitou Branch letaknya berada di satu kawasan Beitou Park. Kami potong jalan melalui tengah-tengah Beitou Park sambil membawa sepeda untuk sampai ke museum. Entah nih ide mas husband aneh. Kalau diingat lagi, track nya lumayan datar saat melalui tengah Beitou Park ketimbang lewat jalan umum. Tapi ini tidak di rekomendasikan ya guys hehe. Untung aja ngga di priitt sama petugas atau polisi disini.
Setelah memarkir si Blue Bike, kami langsung masuk museum, ke perpustakaannya kapan-kapan saja kalau Kia sudah agak besar dan lebih mengerti. Saat masuk museum tepat pukul 4 sore, kami punya waktu sekitar satu jam untuk berkeliling sebelum museum ditutup. Berikut peraturan berkunjung ke musium yang saya coba foto dan tempel disini.
Untuk masuk museum, tidak ada biaya, tapi kami harus menaati peraturan yang dibuat selama berkunjung ke museum.
Pertama-tama kami diminta untuk mengisi data diri, melepas sepatu, kemudian membersihkan tangan dengan cairan yang disediakan, lalu seorang petugas mengecek suhu tubuh kami dengan alat yang ditempel di dahi. Selanjutnya kami diarahkan (ke sebelah kiri) untuk mengganti sepatu dengan sandal khusus yang sudah disediakan di tiap lemari kayu.
Hampir semua perabot, furnitur dan properti di museum ini terbuat dari kayu guys, kurang lebih sama seperti Taipei Story House. Bedanya kalau di museum ini ada di banyaknya peraturan dan banyak petugas yang siap menegur kalau ada yang janggal dari perilaku pengunjung pun juga siap menyebar keramahan terhadap anak kecil seperti Kia.
Baca juga : Potret Taipei Story House
Masuk pintu museum kami dihadapkan pada keadaan lantai dua gedung. Tidak seperti National Palace Museum yang berisi ratusan mungkin bahkan ribuan benda peninggalan kekaisaran Tiongkok, museum satu ini seakan memberikan kita gambaran masa lalu dengan nuansa gedung yang berisi kamar-kamar dan beberapa informasi tentang kawasan Xinbeitou di masa lalu.
Setiap kamar berlantaikan kayu, dinding pun dari kayu, hiasan juga terbuat dari kayu. Yang paling membuat kesan unik dan jadul, saat kami memasuki ruangan besar yang terbuka bernama Tatami Lounge. Nampak seperti sebuah aula dengan badukan yang lebar diujung ruangan. Suasana ruangan ini seakan membawa saya kembali ke masa kekaisaran, yang harus duduk dilantai kayu sambil bersimpuh atau berdiri dan selalu tunduk kepada pewaris tahta. Sangaaaattt berbeda keadaannya dengan Taiwan jaman now.
Dari Tatami Lounge kita bisa melihat ke luar, pemandangan Beitou Park yang sangat hijau dan teduh. Kalau berjalan ke kiri, kita akan menemukan sebuah balkon. Dari papan informasi yang tertera, balkon ini digunakan untuk pesta minum teh di sore hari saat musim panas tiba. Dari papan informasi tersebut kita juga bisa melihat foto hitam putih gambaran keadaan balkon masa lalu.
Dibelakang Tatami Lounge terdapat Exhibition Area yang didalamnya berisi sejarah berdirinya museum dan saya rasa ruangan ini akan digunakan jika ada sebuah acara memperingati hari -sesuatu-.
Kami turun ke lantai dasar. Dan yak, ini mungkin fungsi utama dari museum ini dimasa lampau : tempat berendam air panas. Saya baru tau kalau berendam air panas punya tata cara tersendiri. Kalau di Taiwan namanya Tsim hong-tsui. Diawali dengan mencuci atau membersihkan seluruh badan dengan sabun, kemudian membilasnya hingga bersih. Lalu berendam di kolam sumber air panas hingga beberapa menit. Setelah berendam, harus mandi dengan sabun dan membilas badan hingga bersih. Terakhir, harus minum minuman yang telah disediakan. Biasanya minuman yang disediakan punya ramuan khusus, atau kalau mau yang simpel yaa minum air putih lebih baik--untuk mengganti cairan tubuh yang menguap saat berendam air panas tadi.
Sayangnya, disini hanya museum, pengunjung tidak diperbolehkan mandi air panas (walau tersedia kolam air panasnya). Hahaha, ya iyalah, mas husband nih yang kayaknya sedari tadi kepengen nyemplung mandi air panas. Tidak hanya ada kolam air panas untuk dewasa, disini ada pula kolam air panas untuk anak-anak. Ngga kebayang nih, kalau mas husband dan si kecil nyemplung kolam air panas, pasti ngga pulang-pulang mereka wkwk.
Selain kolam, di lantai dasar gedung ini, terdapat banyak informasi mengenai Beitou Hot Springs. Saya tempel disini ya, siapa tau ada manfaat buat temans pembaca.
Well, untuk keluar dari gedung, kami harus naik ke lantai atas lagi. Tangga yang digunakan pun berbeda dengan tangga saat turun tadi. Tangga yang menuju ke atas, terhubung dengan ruangan ganti sepatu, it means dekat dengan pintu masuk-pintu keluar gedung. Tepat dibawah tangga terdapat toilet untuk pengunjung. Dan jangan harap toilet di tempat wisata di Taiwan seperti toilet di Indonesia yang selalu ada air ya...
Sampai di atas, kami tak langsung pergi ke luar gedung, melainkan kembali ke Tatami Lounge dan menikmati sinar senja matahari yang masuk ke ruangan. Tentunya tidak boleh sambil tiduran ya, ada peraturan yang melarang berbaring di aula Tatami. Tapi nampaknya ada yang bandel...
Sudah jam lima sore, seorang petugas memberi tahu kami bahwa waktu berkunjung sudah habis, kami dipersilahkan beranjak ke luar gedung. Baik.
Kami ke luar gedung dan yap matahari masih gagah bersinar. Kami lanjut jalan-jalan eksplor jalanan Xinbeitou, tak jauh dari MRT Xinbeitou, hingga matahari mulai meredup. Tujuan berikutnya adalah PULANG naik kereta. Sayang, kami lupa kalau hari Jum'at ini diatas jam 4 sore sepeda tidak boleh naik kereta. Terpaksa gowes lagi sampai rumah.
Sabar...
Thank you sooo much buat temans yang membaca sampai akhir. Saya doakan lancar semua rejekinya dan sehat-sehat selalu. Selalu hati-hati dimanapun kalian berada yaa.
Sampai jumpa di artikel selanjutnya ^^
Tapi sebelumnya mari tenangkan si kecil dulu. Sesampainya kami didepan MRT Xinbeitou, mata si kecil tiba-tiba merem dengan badan ngawang terombang-ambing angin. Tidak mengindahkan omongan saya (agar dibiarkan dulu dia liyer-liyer), mas husband langsung ngambil Kia dari tempat duduknya. Si kecil langsung terbangun dan menangis histeris. Kaget dia pasti, hmmm.. Untung ngga berlarut-larut ngalemnya. Jadi kami bisa langsung jalan setelahnya.
Tepat di timur (samping kanan) MRT Xinbeitou, terdapat Xinbeitou Historic Station, sebuah bangunan musium kereta peninggalan Jepang. Bangunan tersebut terdapat berbagai foto gambaran masa lalu, dan diluar bangunan musium terdapat sebuah gerbong kereta jaman dulu beserta rel pendeknya. Kami hanya lewat didepan bangunan musium dan membaca sekilas papan informasinya.
Kami mampir warung kopi legend (yang mendunia) terdekat untuk ngopi dan juga bermaksud menidurkan Kia sebentar. Rupanya Kia yang sudah hilang rasa kantuknya justru nggelitis mainin propertinya si warung kopi Wah wes, ketimbang nanti ngijoli yaa kalau ada apa-apa, mending wes yuk lanjut jalan aja.
Beitou Hot Spring Museum yang bersebelahan dengan Taipei Public Library Beitou Branch letaknya berada di satu kawasan Beitou Park. Kami potong jalan melalui tengah-tengah Beitou Park sambil membawa sepeda untuk sampai ke museum. Entah nih ide mas husband aneh. Kalau diingat lagi, track nya lumayan datar saat melalui tengah Beitou Park ketimbang lewat jalan umum. Tapi ini tidak di rekomendasikan ya guys hehe. Untung aja ngga di priitt sama petugas atau polisi disini.
Taipei Public Library Beitou Branch, tepat didepan Beitou Hot Springs Museum. |
Setelah memarkir si Blue Bike, kami langsung masuk museum, ke perpustakaannya kapan-kapan saja kalau Kia sudah agak besar dan lebih mengerti. Saat masuk museum tepat pukul 4 sore, kami punya waktu sekitar satu jam untuk berkeliling sebelum museum ditutup. Berikut peraturan berkunjung ke musium yang saya coba foto dan tempel disini.
Untuk masuk museum, tidak ada biaya, tapi kami harus menaati peraturan yang dibuat selama berkunjung ke museum.
Pintu masuk musium. |
Pertama-tama kami diminta untuk mengisi data diri, melepas sepatu, kemudian membersihkan tangan dengan cairan yang disediakan, lalu seorang petugas mengecek suhu tubuh kami dengan alat yang ditempel di dahi. Selanjutnya kami diarahkan (ke sebelah kiri) untuk mengganti sepatu dengan sandal khusus yang sudah disediakan di tiap lemari kayu.
Tempat lepas sepatu. |
Tempat/lemari sandal. |
Hampir semua perabot, furnitur dan properti di museum ini terbuat dari kayu guys, kurang lebih sama seperti Taipei Story House. Bedanya kalau di museum ini ada di banyaknya peraturan dan banyak petugas yang siap menegur kalau ada yang janggal dari perilaku pengunjung pun juga siap menyebar keramahan terhadap anak kecil seperti Kia.
Baca juga : Potret Taipei Story House
Masuk pintu museum kami dihadapkan pada keadaan lantai dua gedung. Tidak seperti National Palace Museum yang berisi ratusan mungkin bahkan ribuan benda peninggalan kekaisaran Tiongkok, museum satu ini seakan memberikan kita gambaran masa lalu dengan nuansa gedung yang berisi kamar-kamar dan beberapa informasi tentang kawasan Xinbeitou di masa lalu.
Beitou Impression. Anggap rumah sendiri.. #lho |
Simbol apa ya ini.. Kug jadi teringat sama film Naruto #ehh. Penjelasannya ada di gambar bawah ya. |
Setiap kamar berlantaikan kayu, dinding pun dari kayu, hiasan juga terbuat dari kayu. Yang paling membuat kesan unik dan jadul, saat kami memasuki ruangan besar yang terbuka bernama Tatami Lounge. Nampak seperti sebuah aula dengan badukan yang lebar diujung ruangan. Suasana ruangan ini seakan membawa saya kembali ke masa kekaisaran, yang harus duduk dilantai kayu sambil bersimpuh atau berdiri dan selalu tunduk kepada pewaris tahta. Sangaaaattt berbeda keadaannya dengan Taiwan jaman now.
Dek, Ibu tau ada cowo ganteng dibelakang Ayah, tapi jangan terlalu jujur gitu dooong, diliatin mulu orangnya.. |
Tatami Lounge yang menghadap ke Taipei Public Library Beitou Branch. |
Dari Tatami Lounge kita bisa melihat ke luar, pemandangan Beitou Park yang sangat hijau dan teduh. Kalau berjalan ke kiri, kita akan menemukan sebuah balkon. Dari papan informasi yang tertera, balkon ini digunakan untuk pesta minum teh di sore hari saat musim panas tiba. Dari papan informasi tersebut kita juga bisa melihat foto hitam putih gambaran keadaan balkon masa lalu.
A balcony. Autonyanyi, "Romeo take me somewhere we can be alone, you'll be the prince and I'll be the princess..." |
Dibelakang Tatami Lounge terdapat Exhibition Area yang didalamnya berisi sejarah berdirinya museum dan saya rasa ruangan ini akan digunakan jika ada sebuah acara memperingati hari -sesuatu-.
Kami turun ke lantai dasar. Dan yak, ini mungkin fungsi utama dari museum ini dimasa lampau : tempat berendam air panas. Saya baru tau kalau berendam air panas punya tata cara tersendiri. Kalau di Taiwan namanya Tsim hong-tsui. Diawali dengan mencuci atau membersihkan seluruh badan dengan sabun, kemudian membilasnya hingga bersih. Lalu berendam di kolam sumber air panas hingga beberapa menit. Setelah berendam, harus mandi dengan sabun dan membilas badan hingga bersih. Terakhir, harus minum minuman yang telah disediakan. Biasanya minuman yang disediakan punya ramuan khusus, atau kalau mau yang simpel yaa minum air putih lebih baik--untuk mengganti cairan tubuh yang menguap saat berendam air panas tadi.
Tsim hong-tsui. |
Sayangnya, disini hanya museum, pengunjung tidak diperbolehkan mandi air panas (walau tersedia kolam air panasnya). Hahaha, ya iyalah, mas husband nih yang kayaknya sedari tadi kepengen nyemplung mandi air panas. Tidak hanya ada kolam air panas untuk dewasa, disini ada pula kolam air panas untuk anak-anak. Ngga kebayang nih, kalau mas husband dan si kecil nyemplung kolam air panas, pasti ngga pulang-pulang mereka wkwk.
Kolam air panas untuk anak-anak. |
Kolam air panas untuk dewasa. |
Apa ngga langsung masuk angin ya, habis berendam lalu kena angin dari jendela-jendela ini. |
Anginnya sumilirrr.. |
Selain kolam, di lantai dasar gedung ini, terdapat banyak informasi mengenai Beitou Hot Springs. Saya tempel disini ya, siapa tau ada manfaat buat temans pembaca.
Well, untuk keluar dari gedung, kami harus naik ke lantai atas lagi. Tangga yang digunakan pun berbeda dengan tangga saat turun tadi. Tangga yang menuju ke atas, terhubung dengan ruangan ganti sepatu, it means dekat dengan pintu masuk-pintu keluar gedung. Tepat dibawah tangga terdapat toilet untuk pengunjung. Dan jangan harap toilet di tempat wisata di Taiwan seperti toilet di Indonesia yang selalu ada air ya...
Masuk kamar mandi, harus ganti sandal dulu. Sandal berwarna coklat (kiri) untuk perempuan. Sandal berwarna hitam (kanan) untuk laki-laki. |
Sampai di atas, kami tak langsung pergi ke luar gedung, melainkan kembali ke Tatami Lounge dan menikmati sinar senja matahari yang masuk ke ruangan. Tentunya tidak boleh sambil tiduran ya, ada peraturan yang melarang berbaring di aula Tatami. Tapi nampaknya ada yang bandel...
Anak kecil peniru ulung orang tuanya. Hmmm, Ayah nih. |
Berada di Tatami Lounge pun harus melepas sandal. |
Sudah jam lima sore, seorang petugas memberi tahu kami bahwa waktu berkunjung sudah habis, kami dipersilahkan beranjak ke luar gedung. Baik.
Kami ke luar gedung dan yap matahari masih gagah bersinar. Kami lanjut jalan-jalan eksplor jalanan Xinbeitou, tak jauh dari MRT Xinbeitou, hingga matahari mulai meredup. Tujuan berikutnya adalah PULANG naik kereta. Sayang, kami lupa kalau hari Jum'at ini diatas jam 4 sore sepeda tidak boleh naik kereta. Terpaksa gowes lagi sampai rumah.
Sabar...
~oOo~
Thank you sooo much buat temans yang membaca sampai akhir. Saya doakan lancar semua rejekinya dan sehat-sehat selalu. Selalu hati-hati dimanapun kalian berada yaa.
Sampai jumpa di artikel selanjutnya ^^
Duuuuh aku suka banget ruangan tataminya. Sampe skr pun aku punya impian punya kamar yg pakai tatami, lalu kasurnya diganti futon, kayak di Jepang gitu :D. Udah ngerasain sendiri, pas nginep di rumah Adek saat masih tinggal di Jepang, yg kamarnya pakai tatami lalu futon, nyaman banget :D.
BalasHapusApalagi kalo seluas foto di atas :D
Sayang kolam air panasnya udh ga dipakai yaaa mba. Ngebayangin enak banget itu berendam dalam air panas, apalagi pas winter :D. Aku bakal masukin dlm bucket list tempat ini, kalo nanti ke Taiwan ;)
Keren yaa kak, syaratnya kalau meniru Tatami Lounge adalah minimnya barang yang ada dalam ruangan, nah nampaknya agak susah kalau diadaptasikeun ke orang-orang Indo (terutama saya hihihi), tapi sepertinya buat kak Fanny mah gampang aja yaaa.
HapusDisebelah museum ada tempat pemandian umum kolam air panas beneran kug kak, jadi siapa tau nanti kak Fanny ada jalan kesini juga bisa sekalian berendam air panasnya ^^.
Ga kebayang naik sepeda bawa anak bayik ya mbak, untung Kia baby yang cool and calm, jadi bisa "menikmati" perjalanan!
BalasHapusNikmatnya perjalanan memang saat dikenang sih ya pas dijalaninya ..hmmm ah mantab!
Pas dari dalam perut, Kia suda saya ajak halan-halan mbak Tanti, makanya pas gede dia enjoy aja klo diajak kemana-mana hihi. Justru klo di rumah terus dia bakal nanges karen bosan.
HapusTrims suda berkunjung ya mbak ^^
hai kak lisa salam kenal, aku pertama kali mampir diblognya. seneng banget baca cerita ttg museum tempat pemandian air panas ini aku pikir lihat gambar2nya ini di china, hihihi.
BalasHapusaku baru tahu loh kalo mo mandi atau berendam air panas ada juga yah langkah2nya,, kirain langsung aja abis ganti pakaian bebas berendam2.
sehat selalu untuk mba lisa dan keluarga di taiwan yah
Memang mirip ya mbak Taiwan-China itu, orang satu nenek moyang mereka haha. Tapi uniknya, penduduk Taiwan ngga suka disama-samain sama orang China lho mbak, integritas mereka tinggi haha.
HapusBetul, mandi air hangat ada step by stepnya mbak, konon katanya berpengaruh sama keseimbangan dan kesehatan tubuh.
Sehat-sehat juga buat mbak Maya ya ^^
Keren banget ya meski mangkrak lama tapi begitu ditemukan kembali dan dibangun eh hasilnya jadi keren banget. Akhirnya menjadi tempat pembelajaran...
BalasHapusPenduduk Taiwan memang menjaga banget bangunan prasejarah mereka mbak Yuni ^^.
HapusAnyway terima kasih suda berkunjung yaa ^^
Museumnya kelihatan bersih banget ya, semoga suatu saat bisa mengunjunginya bersama keluarga. Sayang banget gak bisa berendam air hangat padahal ada kolamnya. By the way si kecil usia berapa?
BalasHapusBetul mbak Eni, tapi tau ndak mbak, musium sebersih itu tidak ada tong sampah yang disediakan didalamnya lho. Keren yaa.
HapusKia sekarang sudah 4 tahun mbak Eni ^^
Terima kasih suda berkunjung yaa ^^
Wih... seru nih gowes terus jalan-jalan. Aku suka banget pergi ke tempat-tempat bersejarah kayak gini, jadi bisa tau gimana perkembangan suatu tempat dan ngeliat gimana tempat itu di zaman dahulu. Apalagi ini di negeri orang
BalasHapusHayuk dijadwalkan main ke Taiwan ^^
HapusWahhh seru banget liburannya, tapi sayang banget tuh gak bisa nikmatin pemandian air panasnya secara langsung.. Kalau bener-bener diperbolehin pasti bakal rame banget yang nyemplung hhi. Aku sering banget liat yang kek gini di film anime-anime gitu.. Gak kebayang bisa liat secara langsung hha
BalasHapusMuseumnya kelihatan bersih banget ya, semoga suatu saat bisa mengunjunginya bersama keluarga. Sayang banget gak bisa berendam air hangat padahal ada kolamnya. BTW si kecil usia berapa?
BalasHapus