Tahun 2018 waktu kami (maksudnya saya dan Kia; kalau mas husband kan uda pernah tinggal di Taiwan) datang ke Taiwan, minim sekali informasi tentang kuliner makanan halal di Taiwan. Hanya berbekal aplikasi halal Taiwan (yang terjaya di masa nya), kami mencoba beberapa tempat makan yang hanya menyajikan hidangan halal. Lalu dengar berita pada tahun 2019, demi meningkatkan pariwisata masyarakat negara muslim ke Taiwan, pemerintah mulai mencanangkan peraturan tentang beredarnya makanan halal di Taiwan.
Kemudian bermuncullah informasi tentang restoran halal di Taiwan, yang dulunya mayoritas kelas menengah ke atas, kini sudah mencakup semua kelas. Alhamdulillah..
Tahun 2019-2020 hidup saya yang penuh dengan kata-kata "kerja-keluarga, kerja-keluarga, kerja-keluarga" kurang menikmati kulineran diluar rumah karena rasanya lebih nikmat jika saya yang memasak, dan sekeluarga makan di rumah. Apalagi si kecil yang lidahnya nampaknya kurang bisa beradaptasi dengan cita rasa hidangan Taiwan, lebih memilih menunggu dengan sabar masakan yang saya buat ketimbang harus makan masakan beli di luar.
Dan di awal tahun 2021 ini, kami pun tak ingin melewatkan kuliner halalnya. Berbekal dari informasi "dengar dari teman", kami mencoba mendatangi Kampung Halal Huaxin Street (華新街) atau yang dikenal dengan Kampung Myanmar atau Little Burma Street atau yang baru diresmikan pemerintah New Taipei City dengan nama Nanyang Sightseeing Food Street (南洋觀光美食街).
Mengapa disebut dengan Kampung Myanmar?
Saya pun juga bertanya begitu saat pertama membaca informasi dari chat teman, lalu saya menemukan jawabannya setibanya kami di Huaxin street.
Memang tidak ada bendera negara Myanmar berkibar di jalanan Huaxin, tetapi aksara Burma di ornamen gedung-gedungnya yang membuat jalanan ini otentik dengan negara Myanmar. Menurut informasi setempat, ada sekitar 40.000 warga Burma yang tinggal disana (data tahun 2008), dan inilah komunitas imigran terbesar di Taiwan. Hmmm, kita bisa menemukan beberapa kuil kecil milik warga Burma dan sekitar pertengahan bulan April diadakan perayaan tahunan yang bernama Songkran (tahun baru Thai).
Bagaimana bisa kesini?
Huaxin street berada di distrik Zhonghe, New Taipei City, Taiwan. Kesini bisa naik bus nomor 242; 249; 670; dan atau F512shuffle. Bus-bus ini turun tepat di pertengahan blok jalan Huaxin nomor 1-104.
Kalau suka naik kereta atau MRT, turun di Nanshijiao (ujung kereta Orange Line) keluar di exit 4 kemudian jalan beberapa meter saja ke selatan. Jalannya hati-hati ya temans, karena disini padat kendaraan bermotor sementara untuk trotoar pejalan kakinya tidak begitu lebar.
Semua jalan menuju kesana bisa diakses melalui Google Maps ya.
Bagaimana dengan kuliner halalnya?
FYI, saat kami berkeliling jalanan Huaxin, kami mencium aroma masakan yang banyak dijumpai di Indonesia. Sangat sangat sangat berbeda seperti saat melewati jalanan dengan sederet resto hidangan Taiwan. Tapi kami ngga berani asal masuk, engga ada tulisan HALAL nya... Walau baunya seolah memancing cacing diperut untuk konser, hufttt, sabaarrr.
Tempat makan yang menyediakan makanan halal di Huaxin street ini terlihat bersinar sendiri. Hehehe, imajinasi bangett yaa. Ya bagaimana tidak, kita akan menemui logo HALAL (ditulis dengan huruf Arab maupun huruf latin) dibagian atap maupun dibagian dalam tempat makan. Temans yang mau menikmati masakan halal jangan lupa banyak-banyak mendongak ya (karena yang paling jelas terlihat logonya) dan jangan sampai salah masuk tempat makan hihihi.
Kemarin kami berkunjung kesana saat menjelang malam, sehingga beberapa tempat makan halal sudah tutup. Setelah mengelilingi jalanan Huaxin, untung saja kami masih kebagian, ada satu tempat makan yang masih buka. ALHAMDULILLAAAH...
Jika tidak salah membaca, nama tempat makannya Ruili (瑞麗), jalan Huaxin nomor 7. <<sudah jauh berkeliling jalan Huaxin, nemu tempat makannya justru di ujung jalan hahaha>>. Namanya rejeki ya begini ini, muter-muter A ke B ke C sampe Z, eee malah ketemunya di tempat C. Sama kayak jodoh, kenalan sama si P si Q si R,, malah jodohnya sama si Wahyu Alam, pria asal Madura yang belajar di Taiwan eeehh sayanya diboyong ikut ke Taiwan buat lanjut studi. Jomblo maafkanlah saya menulis begini.
Awalnya kami ingin mencoba satu per satu tempat makan halalnya (kokk guayaaa haha), namun apalah daya kami datang kemalaman, lupa kalau jam 5 sore tempat makan banyak yang sudah tutup. Saat melihat daftar menunya, wahhh makanan berat semua nih, sudah pasti Kia hanya sedikit makan. Alhasil kami hanya memesan satu hidangan utama, satu menu roti, dan dua minuman (panas dan dingin).
Harap bersabaarrr beberapa 'menit', semua pesanan sudah dikeluarkan kecuali hidangan utamanya, memang ini ujian pemirsahhh. Harus think positif ya Lisa, mungkin laopan nya masih beli daging halalnya dulu #ehhh. Tapi semua penantian terbayar dengan rasanya lhooo.. Rasa hidangan utamanya bisa dikatakan percampuran antara cita rasa Asia Tenggara dengan cita rasa Taiwan.
Saya kemudian teringat saat masih sering bepergian ke Ampel Surabaya dengan almarhum Bapak saya. Kami memenuhi undangan di salah satu pesantren milik keluarga bude disana. Yang paling tidak terlupakan adalah hidangannya (ini memang dasar otak makanan yaa, yang dipikir cuma makanannya bukan wisuda tahfiznya, maafkanlah...). Aduh hidangan itu bikin merinding enaknyaaa. Sampai saya menulis artikel ini masih kayak ngecap di lidah (lha kok pas yaa bayangin hidangan Ampel saat jam-jam makan siang begini, hiks ngenesss). Dan hidangan tersebut memiliki cita rasa hampir sama dengan hidangan di tempat makan Ruili.
Menu roti yang kami pesan unik sekali. Mirip seperti roti maryam, namun yang ini lebih tipis, lebih crispy dan manis. Kami pun penasaran sama tulisan Indian Milk Tea, kami pesan milk tea hangat dan dingin. Rupanya yakkk, (ini menurut lidah saya ya, mungkin lidah temans punya pendapat yang berbeda), Indian milk tea yang dingin lebih nikmat.
1. Beef Curry and Rice 150NT
2. Oven Baked Flat Bread (sweet) 30NTD
3. Indian Milk Tea Hot 30NTD
4. Indian Milk Tea Cold 40NTD
Sangat terjangkau kan? Alhamdulillah..
Nikmat buat Ayah Ibunya, tak sependapat dengan Kia. Seperti biasa, Kia saya perkenalkan dengan empat menu baru ini. Dia suka namun hanya milk tea nya saja yang antusias, otomatis sudah Kia makan malam masakan saya sepulangnya ke rumah nanti. Hari mulai gelap dan kami pulang segera setelah membayar.
Apakah bisa dijadikan jujukan kembali?
TENTU! Masakan halal adalah yang paling dicari oleh warga muslim baik wisatawan maupun yang menetap (sementara atau permanen) di Taiwan. Apalagi rasanya memang tiada dua dengan harga yang sangat terjangkau, pasti bakal kangen ingin balik lagi kesini.
Semoga artikel ini bermanfaat buat temans pembaca. Ada yang sudah sampai kesana? Boleh saya dibisikin pengalamannya ^^
Sampai jumpa di artikel selanjutnya ^^.