Ini nih yang bikin kami bertiga (soon jadi berempat) bersyukur banget.
Bagaimana tidak, dua bulan lebih sudah kami tidak jalan-jalan (plus jajan--makan ditempat). Kesehariannya hanya berangkat kerja pagi lalu pulang malamnya. Kalau mau makan pun harus dibeli dan dimakan di rumah. Rasanya, kurang pas buat keluarga Alamsyah satu ini kalau makan beli di luar tapi ngga dimakan di tempat. Tapi alhamdulillahnya, duit simpanan jadi lebih banyak karena jajan berkurang.
Hari ini pemerintah Taipei dan New Taipei City menurunkan status level covid dan memperbolehkan penduduknya untuk makan di tempat dan berwisata. Bertepatan pula (sudah direncanakan sebulan sebelumnya) hari ini waktunya saya kontrol ke rumah sakit untuk periksa kandungan. Sudah pasti ada moment "menunggu" giliran. Dan alhamdulillah lagi, kami bisa menunggu sambil makan siang di tempat. YEAIYYY.
Jadi bagaimana situasi tempat makan setelah akhirnya diperbolehkan makan di tempat?
Crowded dan panjangnya antrian, sudah pasti. Yang bikin salut, pegawainya semua tanggap dan siap. Sehingga waktu antrian tidak lebih dari lima belas menit secara keseluruhan. Walau mereka konsentrasi dalam menangani pengunjung yang datang, mereka tak lupa menunjukkan senyum keramahan, seolah-olah membuat tempat makan "hidup kembali". Inilah warga Taiwan yang sebenarnya.
Pegawai perempuan sedang bercengkerama dengan pelanggan
Total ada empat tempat yang kami kunjungi hari ini. Pertama jajan ayam halal dengan rasa khasnya, kedua untuk makan siang di mekedi, ketiga makan sore di halal beef noodles, keempat jajan cincu naicha khas Taiwan. Waaaakkkk, balas dendam ini namanya.
Selain mas husband yang merasa gembira "pakai banget katanya" karena sudah boleh makan di tempat, #SingkekKriwul pun tak luput ikut gembira. Gembiranya balita yaa bikin gaduh lari sana lari sini lompat sana lompat sini nyanyi sana nyanyi sini, wkwkwk ngga bisa diam seperti balita lokal : unstopable child.
Hujan mengguyur deras saat kami sedang berada di tempat kedua, tapi tak lama. Langit terlihat mendung seperti ingin menumpahkan kembali air hujannya, tak menyurutkan ramai kendaraan lalu lalang dan aktivitas orang-orang.
Langitpun masih mendung dan nampak hujan rintik rintik saat urusan kami selesai. Keluar rumah sakit, kami bingung mau kemana. Awalnya ingin makan bakso. Kan pas ya ujan-ujan terus jajan bakso, eh lupa ini di Taiwan, mana ada abang tukang bakso mangkal didepan rumah sakit. Ngga pake lama, diputuskanlah ke Toko Indo terdekat dari rumah sakit. Sampai disana, mendadak kecewa karena tempat tersebut belum diperbolehkan makan di tempat. Bertolaklah kami pulang ke rumah aza bikin bakso sendiri. Tapi lihat jam tangan, jarumnya masih menunjukkan pukul empat lebih. Dipikir lagi masih terlalu dini untuk pulang ke rumah haha.
Perjalanan ke rumah, tercetuskan ide untuk mampir Ximen karena pas searah juga jalan pulangnya. Mampirlah ke halal beef noodles dulu buat ngangetin perut. Setelah itu baru jalan-jalan sekitar Ximen.
Ini tulisan receh saya. Setelah lima bulan tak pernah update--tak punya ide dan waktu untuk menulis--pekerjaan benar menyita waktu tiap harinya--ah memang saya yang tidak bisa bagi waktu. Tapi harapan dan kelegaan saya tidak receh.
Taiwan hidup kembali, setelah lama bersabar untuk tidak keluar rumah, kini penduduknya sudah bisa menuai hasil kesabarannya. Semoga terus berkelanjutan turun levelnya. Dan semoga Indonesia bisa cepat pulih dan merasakan hal yang sama.