Selamat Hari Blogger Nasional, teman-teman !
Saya baru ngeh kalau hari ini adalah hari spesial, saat perjalanan menuju tempat vaksin. Diatas motor, pegangan jaketnya mas husband, di lampu merah daerah Guting. Tiba-tiba aja "ting!", oiya ya hari ini kan hari blogger, tujuh tahun lalu lelaki didepan saya ini mengajak saya kesebuah cafe etnik di salah satu mall mevvah di Surabaya hanya demi menyatakan perasaannya #ceileh wkwk.
Banyak yang bilang di Taiwan pendistribusian vaksinnya berjalan lambat, ah iya deh biarin aza, yang penting prosedurnya ndak njelimet dan ndak banyak birokrasi. Saya ke tempat vaksin cuma bawa ARC dan cenboka aja betewe, sudah bisa dapat vaksin. Dan yang penting lagi, pemerintah Taiwan hanya memberikan vaksin yang berkualitas dan gratis. Alhamdulillah.
Registrasi
Flashback kebelakang, sekitar tanggal 16 Oktober 2021, melalui SMS dan website 1922, government mengumumkan penyaluran vaksinasi ronde ke 12. Kali ini vaksin yang digelontorkan adalah jenis vaksin BioNTech atau Pfizer (dosis pertama), Astra Zeneca (dosis pertama) dan Moderna (dosis kedua). Dari ronde ke 12 ini, dibagi lagi menjadi 3 katagori. Katagori pertama untuk yang berusia 30 tahun ke atas, katagori kedua untuk yang berusia 23-30 tahun, katagori ketiga untuk yang berusia 18-23 tahun. Saya registrasi barengan sama mas husband dan masuk di katagori pertama karena lahir sebelum 31 Desember 1991.
Registrasi katagori pertama dibuka melalui website 1922 pada tanggal 18 Oktober 2021 jam 10 pagi. Tapi kami baru bisa registrasi sorenya sepulang kerja, pas ya koq pada penuh semua tempat pelaksanaan vaksin dekat rumah. Kami hampir putus asa karena tiap distrik di Taipei dan New Taipei City pada full booked. Kami tutup website dari masing-masing handphone dan makan malam seperti biasa. Usai makan malam, mas husband iseng buka lagi websitenya dan alhamdulillah kami kebagian tempat vaksinasi walau jauh dari rumah.
Pelaksanaan vaksinasi katagori pertama jatuh pada tanggal 22 hingga 27 Oktober 2021, dari pukul 08.30-16.30 waktu Taiwan. Kebetulan jadwal di minggu ketiga dan keempat bulan Oktober ini kami agak ramai, dan untuk mengantisipasi agar tidak tepar barengan, kami melaksanakan vaksin berbeda hari. Mas husband vaksin di tanggal 23 dan saya tanggal 27. Plus pertimbangan saya memilih tanggal terakhir adalah karena ingin buat laporan dulu pada saat kontrol pada tanggal 26 nya. Make sure ajah, karena berita yang ramai, bumil di Taiwan kebanyakan dikasih vaksin Moderna. Walau tidak ada larangan dan tidak ada efek samping berat saat bumil divaksin Pfizer, jadinya ada sedikit perasaan was-was nih ketika sang dokter obgyn yang menangani saya kaget saat dengar saya kebagian Pfizer karena kebanyakan pasien-pasien dia dan dokter lain di RS dapatnya Moderna. Lah gimana lagi bu, wong suda lama daftar Moderna juga ngga dipanggil-panggil. Pas ini ada registrasi Pfizer dan saya di SMS pemerintah via 1922, yaa saya langsung sikat lah. Bismillah...
Saatnya Bumil Vaksin !
Awas minggir semuahhh, bumil mau lewat wkwk. Dari tempat parkir motor menuju ke tempat tes, mas husband dan Kia berjalan didepan saya, bukan, mereka bukan jadi guide saya sih, tapi karena emang saya aja yang jalannya slow dan masih pingin tolah toleh lihat tempat baru hehe.
Tempat vaksin pilihan kami jatuh di Taiwan Contemporary Culture Lab, DaAn District. Lumayan jauh juga kalau naik motor dari rumah gaess, lumayan kerasa di boyok. Ngga papa ngga papa, demii demiii. Taiwan Contemporary Culture Lab tempatnya luas banget, tapi ngga perlu khawatir tersesat karena ada banyak sign yang menginformasikan tempat dilaksanakannya vaksin.
Prosedur Vaksin
Ada beberapa post pelaksanaan vaksinasi. Yang pertama, post paling depan yakni post pengambilan berkas. Setelah mengantri diberi berkas, ada seorang petugas yang mengarahkan peserta agar masuk ke aula besar untuk duduk dan mengisi berkas data. Mas husband dan Kia langsung aja bablas masuk aula ya walau ngga dikasih berkas, untungnya ngga ada larangan (kayak yang tidak berkepentingan vaksin tidak boleh masuk) #tepokjidat.
Berkas data ini terdiri dari empat lembar kertas : dua lembar kertas HVS berwarna putih yang satu berisi informasi tentang vaksin BioNTech/Pfizer (dengan huruf Mandarin) dan yang satu lagi adalah form tentang peserta vaksinasi (berbahasa Inggris), satu lembar kertas berukuran separuh HVS yang berisi form berbahasa Mandarin, dan yang terakhir namanya Yellow Card yang berisi catatan vaksinasi covid dan dapat berfungsi sebagai pegangan--bukti sudah divaksin covid jika akan bepergian ke luar negeri.
Setelah mengisi berkas, saya menuju ke post kedua. Disini ada petugas perempuan muda yang memeriksa berkas. Sempat kebingungan dia, karena nomor identitas saya berbeda. Wajar sih, ngga banyak tau juga aturan pemerintah : nomor ARC (kartu identitas) yang dimiliki foreigner per tahun ini akan disamakan seperti dengan APRC atau KTP Warga Taiwan, yakni dengan satu huruf dan diikuti dengan beberapa angka. Sebelumnya, foreigner memiliki nomor ARC dengan dua huruf kemudian diikuti dengan beberapa angka. Beruntung si mbak petugas ini tanggap, agar sama identitasnya, dia menambahkan nomor paspor di yellow card dan form peserta vaksinasi.
Tolong dong pak Alam, fotoinnya yang pose bumilnya bagus dikit napa... -___-. Foto cuma atu di pos kedua.
Mbak petugas ini begitu teliti, berkas saya diperiksanya berulang kali. Saat saya intip kebelakang, antrian mulai panjang. Saya jadi ngga enak sendiri. Beberapa petugas di pos selanjutnya yang duduk didepan komputer dan berjajar didepan saya, satu persatu memperhatikan saya. Kan saya jadi ge-er wkwk. Ngga pernah lihat bumil dengan big baby bump lagi berdiri ya.
Mbak petugas mengarahkan saya ke pos selanjutnya. Di pos ketiga ini saya duduk hanya sebentar. Si mas petugas bilang kalau nama dan nomor saya tidak ada di jadwal. Bener juga si, jadwal saya vaksin pukul 14.00-15.00 dan saya datang lebih awal satu jam. Tapi masa iya ngga dibolein masuk hehehe #ngeyelModeOn. Si mas petugas mengarahkan ke petugas yang berada dipojok, masih di pos yang sama.
Bapak petugas senior yang duduk dipojok ini menangani berkas saya dengan penuuuhhh kelembutan. Saking lembutnya, beliau mengetuk keyboardnya dengan sangat hati-hati haha. Beliau pun fokus sama layar komputernya dan ngga noleh sedikitpun ke antrian dibelakang saya. Ada kali lebih dari sepuluh menit saya berdiri tanpa ada interaksi dengan si bapak petugas. Mau main hape tapi kayak ngga sopan, mau minta ijin duduk sebentar juga kayaknya gimana gitu pas liat antrian. Serba salah saya jadinya.
Tanpa berkata apa-apa kepada saya, si bapak petugas menyerahkan berkas saya ke petugas yang duduk disebelahnya, lebih muda lima tahun dari bapak petugas senior kalau dilihat dari appearancenya. Bapak petugas tersebut kemudian mempersilahkan saya duduk didepannya.
Bapak petugas yang ini langsung bertanya dengan bahasa Inggris, "Miss Lisa?". Saya jawab singkat, "Yes". "Is there any questions about that vaccine?" sambil menunjukkan senyum keramahan. Asli ganteng bener nih bapak petugas senior (buat saya, orang cantik dan ganteng bukan hanya karena good looking, tapi karena mereka memberikan keramahan terhadap stranger). Saya jawab tidak ada.
Tapi sejurus kemudian, saya bertanya (walau saya sudah dapat jawabannya tapi rasanya kurang afdhol kalau ngga tanya langsung ke petugasnya), "Is that vaccine give side effect or maybe bad effect to pregnancy women like me?". Beliau menjawab, "No, that vaccine is good". Okay thanks, jawabannya singkat padat dan buat saya kurang terang haha.
Bapak petugasnya masih memeriksa berkas saya, lumayan lama, terkadang dia berbicara dengan pak petugas senior yang duduk disebelahnya tadi mungkin untuk konfirmasi berkas saya. Saya berkata, "When I renew my ARC, I got different number. I signed up for this vaccine registration with old ARC card. So I don't know if this will work or not". Beliau menjawab, "Yes I know, don't worry..". Okay.
Beberapa menit kemudian (yang saya juga tak pasti berapanya--tidak sempat melihat jam ditangan) bapak petugas mempersilahkan berpindah ke pos keempat untuk menerima vaksin. Hampir deg-degan saya karena sebelumnya saya selalu melirik ke orang-orang yang disuntik duluan. Tapi untungnya sugesti yang saya tanam didiri agar rilex berhasil diterapkan.
Saya diarahkan oleh petugas perempuan yang berdiri dipos keempat (setelah cenboka saya ditempel stiker vaksin BNT) ke petugas lain yang bertugas memberikan vaksin (entah kapasitasnya sebagai perawat atau mungkin dokter). Petugas pemberi vaksin terdiri dari tiga orang dan semuanya perempuan memakai seragam warna merah muda. FYI semua petugas pelaksana vaksinasi memakai seragam warna putih (kecuali yang menyuntikkan vaksin). Saya kebagian di petugas yang ketiga, tempatnya dekat pos selanjutnya.
Petugas pemberi vaksin bersuara ramah namun tidak dia sadari raut wajahnya (yang sebagian tertutup masker) menunjukkan kelelahan. Dia berkata, "Miss Lisa, I will give you this vaccine, do you want left or right hand?". "Left hand please". "Okay, please take off your sleeves". Saya menyingsingkan lengan baju dan dia mengambil vaksinnya. Kemudian dia mengarahkan suntikannya ke lengan atas agak belakang. Lalu makjrusss, serum dingin terasa dikulit lengan. Entah serum vaksinnya, entah jarumnya, yang dingin. Sebentar saja suntiknya lalu diplesterlah kulit lengan bekas suntikan dengan dua potong plester.
Ini nih yang bikin saya males, karena pengalaman di rumah sakit saat kontrol, sebenarnya yang nantinya bikin sakit bukan suntikannya, melainkan plester ini yang melekat erat di kulit. Bahkan setelah beberapa waktu pun plesternya melekat bertambah erat. Biasanya sebelum saya lepas plesternya, saya basuh dengan air hangat lebih dulu, harapannya bisa ditarik dengan tidak menimbulkan rasa sakit, rupanya tidak. Itulah sebabnya saya lemes bin males kena plester ini lagi, dua lapis lagi plesternya heewww.
Usai diplester, petugas tersebut memberikan informasi agar beristirahat terlebih dulu selama sepuluh menit di pos berikutnya. Baru setelahnya bisa melepas plester dan bisa meninggalkan tempat vaksin. Sebelum beranjak ke pos istirahat, tak lupa saya berterima kasih kepada petugas tersebut.
Mas husband dan Kia yang menunggu di aula tempat mengisi berkas, menghampiri saya dan kami bebarengan menuju ke ruangan sebelah (pos istirahat). Ruangan tersebut bernuansa hitam cenderung remang-remang. Dibuat begitu bertujuan agar peserta yang habis disuntik bisa tenang kali ya, atau dibuat begitu agar peserta bisa tidur?
Bagaimana Keadaan Setelah Vaksin ?
Rupanya tidak semua peserta vaksin menunjukkan wajah 'biasa aja' dan baik-baik saja setelah disuntik. Ada yang memegangi lengannya sembari membungkuk lemas, ada pula yang wajahnya tidak bisa menyembunyikan kesakitan, baik itu yang sudah duduk di bangku maupun yang baru datang. Mas husband berbisik, "Untung Ibu tadi disuntik sama petugas yang ini. Tadi aku lihat petugas yang sebelah sana, kalau nyuntik kayak pake emosi gitu, persis kayak perawat yang nyuntik Kia waktu di DaAn...". Wadduh. Auto bersyukur sayanya, disuntiknya lembut dan cepat, petugasnya ramah dan informatif lagi. Alhamdulillah...
Setelah puas duduk di ruang istirahat, kami langsung capcus meninggalkan tempat. Kemana? Pulang? Tentu saja tidak. Bisa sakit nanti kalau saya cepat pulang hehe. Mampir-mampir dulu lah kuy. Makan ato jajan ato nongkrong ngopi gitu hehe.
Kalau dilihat dari pengalaman mas husband setelah vaksin duluan. Dari vaksin hingga hari ini (ditulisnya artikel ini--sehari setelah vaksin), do'i tidak merasakan apa-apa. Mungkin hanya kemeng di tangan, itupun katanya karena plester telat dilepas -___-. Kalau dilihat dari aktivitas mas husband yang super duper padat dan tidak ada gejala apa-apa, syukur alhamdulillah, semoga saya pun juga begitu.
Hingga hari ini saya pun tidak merasakan kendala apapun dalam tubuh. Lemes pun tidak, biasa saja alhamdulillah. Nafsu makan juga sama, kadang nggeragas pengen ngemil kadang biasa aja. Waktu tidur pun juga sama seperti sebelumnya, ya kadang ngantuk ingin tidur cepat kadang juga pengen melekan. Cuma mungkin lengan atas aja yang kemeng, bukan karena suntikan ato plester yaa betewe (karena plesternya langsung saya lepas pake air hangat kemarin sesampainya di rumah), melainkan karena diprekes mas husband. Maunya bercanda, dan do'i kalau lagi gemes (ngga ke saya ngge ke Kia) hobinya prekes prekes gitu. Lha koq ya pas kemarin do'i lupa, yang diprekes itu lengan guweh yang abis divaksin -__-.
All right man temans, begitulah cerita saya vaksin di Taiwan. Yakinlah vaksin itu baik, jangan hanya karena hoax bikin kalian ngga jadi vaksin. Buat saya, selang sehari juga kemengnya uda ilang. Pasti teman-teman daya tahan tubuhnya lebih kuat sehingga ngga ngerasain apa-apa ^^. Semoga sampai nanti-nanti ngga ada kendala pula dibadan saya dan adiknya Kia bisa lahir sehat dan sempurna. Aamiin ya rabbal 'alamiin, mohon bantu doa ya temans ^^.
Akhir kata, stay safe semuanyah dan selamat hari blogger ^^