Kami dibikin penasaran saat pertama kali datang ke tempat makan ini. Katanya 'makanannya enak-enak', katanya 'rame', katanya 'cozy kayak di cafe'. Dan bener aja dong! Waktu kami datang, antriannya puanjaaangg sampe meluber ke jalanan. Whaaatt!
Kalau terakhir kali kami ngga jadi ikut antri, maka hari ini kami datang lagi. Weekday dan tidak terlalu malam. Ngga ingin mengulangi kesalahan kemarin ya : uda jalan jauh-jauh eee salah--datangnya pas malam minggu. Namanya Chandu, terletak di Da An District, dekat dengan kawasan Guanghua Digital Plaza dan stasiun MRT terdekat Zhongxiao Xinseng. Kalau seperti saya yang sukanya naik MRT, lumayan pegel ugha kaki disuruh jalan kaki dari stasiun MRT ke Chandu hehe. Google ajah kalau ngga percaya 😛.
👌 Iya bener aja, tempatnya cozy kayak di cafe. Waktu kami baru datang, ornamen ruangan dan musik indie Indonesia yang diputar memang mendukung untuk 'nongkrong', tapi uniknya menu yang disajikan kebanyakan menu berat untuk makan malam.
👌 Iya bener, tempatnya rame. Rame dengan muda-mudi bermata sipit dan ngomonge boso Jowo (ngoko plus medhok pisan) haha. Mungkin ada salah satu diantara mereka yang berkeluarga crazy rich Indonesian, mungkin... Anyway walau ngga ada yang tanya, tapi saya mau bilang saya ini sedikit sipit, orang Jawa (tapi lebih suka berbahasa Indonesia), dan bukan crazy rich (crazy mom iya).
👌 Ini yang paling saya demen, jam buka Chandu dimulai sore hingga malam. Ini konsep yang tidak banyak dilakukan Toko Indo kebanyakan. Karena sejatinya jam buka seperti ini dibutuhkan buat para pekerja atau mahasiswa yang suka keluar malam untuk cari makan, terlepas buat warga Indonesia maupun warga lokal ya.
Tapi bener ngga ya makanannya enak-enak? Let's try. Mas husband pergi ke tempat kasir dan mengambil daftar menu. Waktu mau saya foto si daftar menu ini, do'i bilang, "Ngga usa difoto, menunya ngga ada gambarnya..". Okhay~ Maap ngets buat temans pembaca 🙏. Kalau temans penasaran, bisa googling menu dari Chandu ini. Semua lengkap tersedia disana.
Kata do'i di papan dekat kasir terpampang tulisan TOP 5 Menu dan Today's Deal. Do'i memesan menu makanan ikan bandeng presto dan saya mau coba baksonya. Untuk minum kami memesan es teh jasmine dan milk tea dingin. Do'i emang mulutnya usil, bilang, "Awas ya kalau bandengnya ngga enak, masuk lima top menu tuh". wkwkwkwk.
Setelah menunggu tanpa kejelasan kayak dosen gantung revisian skripsi kurang lebih dua puluh menit lamanya, akhirnya baru es tehnya aja yang datang 😂. Iya maklum, lumayan ramai. Ramainya kurir foodpanda dan uber eats aja yang masuk hanya pakai helm dan jaket--pas keluar sudah bawa bungkusan orderan. Kasian ugha xiao cici yang menjabat kasir sekaligus penerima orderan dan pengantar pesanan sekaligus merangkap tukang bersih-bersih meja. Untung dianya lincah. Ngga lama pesanan bakso saya datang, lalu ikan bandeng pesanan do'i, dan yang terakhir datang si milk tea.
Bandeng Presto
Bakso
Yang pertama kali saya incip adalah teh nya. Teh nya enak ngets 👌, tapi sayang porsi kurang banyak untuk harga segitu #ehh. Mulai deh bandingin sama Toko Indo lain. Sayangnya lagi tehnya uda keburu abis lupa ngga ke foto~.
Kemudian bakso, rasa kuahnya dapet 👌, mungkin kalau kuah lebih panas lagi dan ditambah garam dikit lagi pasti rasa jadi lebih SIP. Rasa pentolan baksonya mengingatkan saya pada bakso p*j*k j*yo, cuma tekstur yang ini lebih padat (mungkin kalau direbus lama, teksturnya sudah mirip sama bakso p*j*k j*yo).
Mas husband nyicip milk teanya langsung nyeletuk, "ini mah teh m*xt*a kurang gula, tapi lumayan enak lah..". Penasaran saya langsung ambil milk teanya. Oh iya bener, batin saya. Lagi-lagi, kalau pesan diluar, harga segitu sudah dapat gelas jumbo hihihi. Ngga lama mas husband mulai makan ikan bandengnya.
"Bu, ini bener a ikan bandeng? Sebagai lulusan perikanan, gimana menurutmu?"
Saya mengamati dan sedikit agak bingung. Mau dibilang Bandeng, ini terlalu tipis kayak jenis Ikan Sebelah, fisiologi kepala ikanpun juga ndak mirip Bandeng, ditambah lagi hampir empat tahun tinggal di Taiwan saya ndak nemu Ikan Bandeng di pasar-pasar. Tapi kalau mau dibilang bukan Bandeng, nampaknya bukan ranah saya menilai, mungkin saja saya yang kurang benar mengamatinya, mungkin juga chef nya chandu dapat ikan bandeng dari pembudidaya langsung, mungkin...
"Mirip ngga mirip, bismillah aja ayy makannya hehe".
Seperti biasa, Kia mulai sluggish makannya. Kami pesan nasi goreng untuk dibawa pulang. Ngga makan disana karena bakal lama nantinya, gantian tempat duduknya sama pelanggan Chandu lainnya, selain itu mas husband ada meeting online jam delapan nanti. Kami harus move ke warung kopi terdekat.
Buat temans yang lagi di Taipei dan butuh tempat nongkrong malam hari yang menyajikan menu tanah air, bisa mampir kesini. Untuk harga, ngga seberapa mahal koq sama seperti Toko Indo lainnya, asal jangan dibandingin sama harga makanan di kampus NTUST ya hwehehe.
Chandu 讚都
No. 6, Lane 128, Section 3, Shimin Blvd, Da’an District, Taipei City, 106
(+886) 02 87731200
Open Tuesday - Sunday 17.00 - 21.30
Kayaknya kalo milk tea di Taiwan itu enak2 Yaa, secara pelopor milk tea di sini 😄.
BalasHapusIkannya banyak tulang juga ga mba? Walopun dipresto tapi kan kdg kliatan tulang2 halusnya. Aku sbnrnya ga suka bandeng Krn duri halusnya itu. Makanya cuma mau makan bandeng ya kalo dipresto 🤣.
Enak betul mbak milktea nya hehehe. Yuk cobain mbak ^^.
HapusDuri halusnya itu yang bikin enak mbak hehe.
Ikan yang katanya Bandeng ini ngga ada tulangnya mbak, tulang halus pun ngga ada, jadi saya agak ragu gitu ini namanya Bandeng,, tambah secara morfologi dan habitatnya, Bandeng ikan tawar yg hidup diwilayah tropis.