Gusto Pizza Taipei - Ini artikel sudah ngendon jadi draft sejak dua tahun lalu (dokumentasi dan perjalanan di bulan April 2021). Awal tau saya dapat rejeki hamil kedua dan tetiba saya kepengen PIZZA. Hmmm, pizza nya kepengen yang halal pula. Dibilang ngidam saya rasa engga, karena kalau ngga kesampaian makan pizza ya buat saya ngga masalah. Tapi kalau dibilang ngga ngidam, kepengennya pas diawal saya hamil eee. Enaknya bagaimana wes hehe.
~oOo~
Dan alhamdulillah keturutan makan pizza, rek! Halalan thayyiban maneh! Alhamdulillah...
Dari mana tau kalau pizza ini halal?
Alhamdulillah, makin tambah tahun sudah banyak penggiat makanan halal di Taiwan dan ada banyak pula platform yang turut membuktikan (bahkan ada yang menjembatani dan mendukung sertifikasi halal suatu produk) tentang kehalalan tempat makan. Apalagi pemerintah Taiwan pun kini turut mendukung berkembangnya wisata, tempat menginap hingga restaurant yang muslim friendly. Jadi ya ostosmastis saya tertarik mencoba setelah melihat ada informasi berseliweran tentang pizza halal ini.
Sebenarnya saya kurang begitu minat menjabarkan tentang histori suatu prodak, kayak saya kelihatan niat banget bikin artikel "karena dibayar" buat promosiin usahanya hehe (padahal kan engga,,, yaa jikalau semisal ada yang minta jasa promosi, saya usahakan untuk bikin artikel yang soft soft selling ya biar keliatan elegan dikit gitu). Tapi, berhubung temans pembaca saya kebanyakan suka yang berbau sebab-akibat dan asal-usul, maka akan saya jabarkan sedikit tentang histori kuliner yang saya kunjungi ini.
Namanya Gusto Pizza. Saya sudah pernah mendengar bahwa tempat makan tersebut sudah tersertifikasi halal dari awal saya datang ke Taiwan tahun 2018, dari satu-satunya aplikasi 'halal' yang terbagus dijamannya yang mana ownernya adalah kakak-kakak angkatan asal Indonesia yang sedang belajar di NTUST. Namun karena pada saat itu kami sebagai mahasiswa pendatang baru yang pemasukannya masih pas-pasan, melihat harga yang ditawarkan resto ini seolah-olah dompet kami merasa kurang pantas haha, jadi kami belum mencobanya. Baru tahun ini kami yakin ingin mencoba setelah membaca informasi bahwa kehalalan Gusto Pizza masih terjaga.
Pemilik sekaligus pencipta citarasa di Gusto Pizza : Bilal Rehman-Chohan adalah seorang chef bersertifikasi asal London yang membuat pizza secara tradisional dan memakai bahan-bahan yang halal ditiap menunya. Oleh sebab itu, Gusto Pizza mengantongi ijin dan sertifikat halal dari lembaga CMA (Chinese Muslim Association) hingga ditulisnya artikel ini. Kalau temans pembaca masih merasa gamang tentang kehalalan pizza Gusto ini, bisa browsing sendiri tentang Kehalalan Gusto Pizza Taipei Taiwan ya.
Lanjut ke pembahasan menu yuk.
Kami kesini niatnya jajan gaess tapi si #SingkekKriwul ngasih kode sedang tak mau makan pizza selain pizza nenas Saizeriya punya, jadinya kami pesan hanya satu menu pizza besar dan dua minuman.
Sangat disayangkan dibuku menu tidak ada gambar makanan, bikin penasaran pembeli ini namanya ye kan. Mana judul pizza nya asing semua, ditambah kami awam plus penasaran sama bahan-bahan yang tertera dibawah judul pizza. Uda deh sejam sendiri diskusiin pizza yang mau dimakan sambil lihat mbah gugel nyari informasi tentang bahan-bahannya, wkwkw canda, ngga sampe sejam ugha. Takut nanti bebikinan pizza nya juga lama, keburu melempem nungguin pan yaa.
Saya mah simpel aja kepengen pesan apa, mas husband juga ngga pernah rempong kalau dikasih pilihan (justru do'i saking kebiasaannya sat set wat wet, kadang kalau dikasih pilihannya, asal milih aja dia ngga pake dipikir ulang-ulang). Berujung pilihannya ya kembali lagi ke saya. Yaudin yaa, saya yang pesan : Cheese Mix 5, Turkish Tea (hot) dan Bessie Byer Juice Teas (cold). Order pizzanya sekalian bayar ya cyin di meja kasir. Untuk minuman dingin, hanya tersedia di kulkas (letaknya tepat dibelakang mas husband duduk). Untuk pizza dan minuman panasnya harus menunggu.
Kebeneran, nungguin pizza nya lama huhuhu. Setelah diintip mas husband, rupanya pizza kami dibikin dari awal kemudian dimasak pakai tungku khas Turki gitu. Dan celakanya, punya kami berada di urutan antrian kesekian. Sabaarrr sabbaaarrr... Mari kita sruput dulu minuman yang uda tinggal sedikit ini wakakak.
Saya yang selalu suka pesan teh manis panas kalau makan di restoran, saat mencoba teh Turki panas ini hmmm agak gimana gitu ya dilidah, manis-pahit-pahit, pahitnya seperti campuran antara black tea dan green tea Taiwan ditambah rempah (yang mana saya tak tau apa nama rempah yang rasanya mirip ini, huhuhu maafkeun). Alhasil mas husband yang ngehabisin tehnya. Kemudian mas husband pesan si bessie rasa peach, awalnya dikira jus biasa, setelah saya translate tulisan mandarinnya rupanya ini teh jus, dimana perasaan jus peachnya hanya berkisar kurang dari 10% dan hampir 90% komponennya adalah black tea. Dirasa ngga cucok dilidah, teh jus nya saya ngga minum lagi deh. Minum air putih uda cukup.
Detik berganti menit... Menit berjalan terus hingga akhirnya yang ditunggu pun tiba. Pizza guwehhh.
Wow ya, harum dan hangat. Saat dicoba, kug ndak 'empuk' ya. Hangat hangat gini dough pinggiran pizza nya agak alot, apalagi kalau dimakan ntar pas dingin hmmm. Padahal bagian pinggiran adalah favorit saya. Untunglah bagian tengahnya yang tuipis tertutup oleh tebalnya isian keju mozarella dan kawan-kawan. Rasanya pasti enak lah ya, lidah saya merasakan ada rasa ke-arab-arab-an india gitu, rempahnya kuat. Kalau boleh jujur pizza Saizeriya punya lebih mantab ketimbang pizza Gusto punya deh. Sorry Gusto...
Cuman sukak bagian isinya aza...
~oOo~
Harga pizza 439NT, untuk teh Turki dan teh jus peach masing-masing 59NT. Total untuk jajan bertiga 557NT, wow ya. Untuk ukuran sekedar jajan mahasiswa yang mengandalkan beasiswa, makan di Gusto Pizza patut diperhitungkan ya xixi. Sesekali bolela tapi untuk penghargaan diri..
Buat saya terobati sih rasa kepengen dan penasarannya. Tapi kalau mau diulangi lagi, pikir-pikir dulu kali ya. Saya jadi heran kenapa Gusto bisa serame itu kalau pizza nya aza alot begitu dan harganya yang lumayan mehong buat kantong mahasiswa.
Apa ya punya kami aja yang apes dapet yang ngga sip. Hmmm. Anyway, it's nothing personal, tapi mas kasir nya yang orang lokal itu melihat saya kayak gimana gitu. Udah biasa soalnya yaa dipandang sinis sama orang lokal kayak mo ngediskriminasi gitu xixixi.
Buat temen-temen yang barangkali lagi kepengen makan pizza dan halal, bisa langsung deh kesini. Tapi kalau teman-teman mencari pizza karena rasanya, mending dicoba sendiri yaa, saya ngga berani menyarankan juga ngga berani menjelekkan hihi. See ya~
Aku tuh tipe penyuka pizza tipis. Tapi ga pengen pinggirannya alot. Agak nyebelin sih kalo dpt yg gitu mba 😄.
BalasHapusTapj memang , dapat pizza yg bener2 enak itu ga gampang. Di JKT aja msh dikit yg bener2 enak dan otentik itali rasanya.
Mungkin di sana rame, apa karena lidah orang lokal sana lebih suka pizza yg pinggirannya alot mba 😅
Antara lagi ngga beruntung sayanya ato emang dia bikin pizza yang pinggirannya alot sih ini mbak.
HapusSaya punya langganan toko pizza di Tapei mbak, pizza nya enak, saya selalu pilih yang rasa buah dan keju (karena tau dia punya toko ngga sertifikat halalnya--jadi main aman aza pilih yang buah n sayur hehe). Karena tiap pesan pizza disana, rasanya ngga pernah failed, jadi keterusan makan pizza disitu hihi.